PANGKALAN BUN, Kaltengekspres.com – Anggota DPR-RI, Rahmat Nasution Hamka, menyatakan, menjadi wakil rakyat di Parlemen Senayan Jakarta, tak cukup bermodal berani saja. Menurutnya, menjadi wakil rakyat yang harus berurusan dengan banyak kementerian harus berani ‘nakal’ dalam arti berani bicara keras agar aspirasi rakyat daerah tak dipandang sebelah mata oleh pemerintah pusat.
Hal tersebut ia sampaikan saat diskusi dengan sejumlah wartawan dalam kunjungannya ke Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kotawaringin Barat, di Pangkalan Bun, Rabu (4/10/2017) siang.
Sikap ‘nakal’ menurutnya cukup efektif sehingga membuat kementerian terkait mitra kerjanya memperhatikan usulannya. Ia mencontohkan, ketika dirinya ngotot mengusulkan proyek cetak ladang dibanding cetak sawah di Kalimantan, yang memang secara tradisional merupakan petani lahan kering.
“Kementerian Pertanian akhirnya menurunkan tim Balitbangnya, untuk mengambil sampel tanah di Kotawaringin Barat, sebagai bahan kajian pengembangan pertanian lahan kering,” ujar anggota Komisi IV DPR-RI itu.
Ia berpendapat, sikap tegas perlu disampaikan karena kebutuhan masing-masing daerah pasti berbeda. “Tidak bisa disamakan, kondisi di Jawa dan luar Jawa,” lanjutnya.
Dalam masalah pertanian, misalnya, menurut Rahmat, tak bisa hanya diselesaikan dengan bantuan alsintan, seperti traktor tangan. “Kita perlu alat lebih berat, untuk mengangkat tunggul (akar pohon). Apalagi ada larangan membakar lahan.”
Politikus PDI Perjuangan ini menambahkan, petani di Kalimantan butuh solusi jelas. Ketika dilarang membakar lahan, pemerintah harus memberi tahu cara lain, agar mereka tetap bisa bertani. (BO)