KUALA PEMBUANG, KaltengEkspres.com – Miris nasib yang dialami Nuryana (35) dan anaknya Halimah (15). Dua warga kurang mampu di Sungai Mitak, Desa Persil Raya Kecamatan Seruyan Hilir Kabupaten Seruyan ini sudah hampir empat tahun dibiarkan tinggal di gubuk bekas kandang ayam berukuran 2×3 meter yang berada di belakang rumah warga tidak jauh dari pemukiman penduduk.
Ironisnya, selama empat tahun menetap di gubuk ini, ibu dan anak tersebut tidak tersentuh program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Seruyan. Baik melalui dinas terkait maupun aparat desanya. Bahkan hingga saat ini belum ada bantuan yang disalurkan baik bersifat untuk merehab bangunan rumah maupun mencukupi kebutuhan hidup ekonomi keduanya.
“Selama ini kami hidup dengan usaha dan jerih payah sendiri. Bahkan Kepala Desa (Kades) yang harusnya mengayomi warganya pun tidak pernah sama sekali berkunjung ketempat ini,”ungkap Nur sapaan akrabnya menceritakan kepada Kalteng Ekspres.com saat dikunjungi, Minggu (1/4).
Padahal lanjut dia, setiap tahun dipastikan ada dana yang dikucurkan Pemerintah Pusat untuk warga kurang mampu seperti rehab rumah tidak layak huni melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Seruyan yang nilainya mencapai Rp15 juta untuk setiap rumah. Ditambah bantuan material berupa seng melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BPMDes). “Sampai saat ini kami tidak pernah kena program seperti itu,”paparnya.
Nuryana menjelaskan, selama ini untuk bertahan hidup ia dan anaknya setiap hari bekerja serabutan.Terkadang dia mengambil upah menanam padi hingga mencarikan sayur untuk warga menggunakan sepeda pancal. “Penghasilan tidak menentu paling banyak Rp60 ribu sehari, itu sudah besar,” ujarnya.
Beruntung digubuk itu Nuryana, tidak dibebankan biaya apapun kecuali untuk penerangan sebiji lampu yang dibayar semampunya.
Dengan kondisi seperti itu, Nuryana juga tidak berharap sepenuhnya mendapatkan bantuan dari pemerintah. Karena menurutnya, jika berharap penuh, tidak akan ada bantuan yang datang. Lantaran itu ia hanya fokus bekerja untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-harinya serta keperluan sekolah anaknya.
“Setiap hari kan anak saya juga perlu uang jajan di sekolah,” terangnya.
Meski demikian, Nuryana mengaku tidak kesulitan untuk mencari air untuk MCK karena gubuknya berada tidak jauh dari sungai Seruyan.
Salah seorang keluarga Nuryana, Istri Misba mengungkapkan, pihaknya juga prihatinan atas kondisi hidup keduanya ini. Namun karena pihaknya tidak memiliki kemampuan juga sehingga tidak bisa membantu keduanya tersebut.
Menurutnya, bekas kandang ayam miliknya itu sebenarnya kurang layak huni. Kandang ayam itu sudah beberapa kali diperbaiki karena pondasinya hanya terbuat dari kayu seadanya. (vs)