SAMPIT, KaltengEkspres.com – Perubahan cuaca yang terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) beberapa bulan terakhir menyebabkan terjadinya pergeseran musim tanam. Dari semula di mulai Oktober-Maret, kini molor hingga Februari-Maret 2018. Hal itu diungkapkan oleh Kabid Tanaman Holtikulura Distanak Kotim, Permata Fitri.
Menurut dia, perubahan musim tanam tersebut juga diperkirakan akan berpengaruh pada jumlah produksi padi yang secara otomatis memicu inflasi. Namun pihak Distanak tetap berupaya untuk terus meningkatkan produksi pada melalui program pengembangan lahan dan teknologi pertanian.
“Ini memasuki musim panen yang dipekirakan pada bulan Ferbruari-Maret terhadap 6.129 hektatr sawah yang dikalkulasi menghasilkan 12.823 ton beras,” katanya Selasa (6/2/2018).
Akan tetapi lanjut dia, perkiraan BMG Kotim curah hujan di daerah ini masih di atas normal hingga bulan April mendatang. “Ini juga dikhawatirkan berpengaruh terhadap kualitas pengeringan beras dan menjadi kesulitan tersendiri bagi para petani dalam mengolah berasnya,”ujarnya.
Terhadap hal itu pihak Distanak Kotim berharap agar prakiraan cuaca tersebut ada sedikit meleset sehingga tidak berdampak besar bagi kualitas beras yang dihasilkan. “Beras siam epang kita bahkan telah naik statusnya menjadi beras unggul nasional. Kalau cuaca tak normal khawatirnya bisa juga terjadi kerusakan hasil panen karena sawah yang terendam,” tandas Permata Fitri. (FR)