PALANGKA RAYA, KaltengEkspres.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng terus berupaya keras dalam menurunkan prevalensi stunting di Kalteng, salah satunya dengan mengoptimalkan dan mengefektifkan peran Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Terlebih lagi dari hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Kalteng menurun 3,4% yakni dari 26,9% di tahun 2022 menjadi 23,5% di tahun 2023. Selain itu, pernikahan usia anak juga mengalami penurunan, yang sebelumnya berada di peringkat 2, tahun 2023 berada di peringkat 6 dari 38 Provinsi.
“Ini adalah tugas kita bersama untuk lebih mengoptimalkan serta menggerakkan seluruh sektor untuk menurunkan stunting di Kalimantan Tengah. Semoga ke depan bisa sesuai target Nasional,” kata Kepala BKKBN Kalteng Jeanny Yola, Rabu (20/3/2024).
Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng H Edy Pratowo selaku Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kalteng saat membuka Pasar Murah di Kabupaten Kapuas, Selasa (19/3/2024), mengimbau kepada masyarakat Kalteng agar menikah di atas 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki.
“Pernikahan usia dini banyak ruginya, salah satunya menyebabkan lahir anak stunting,”ujarnya.
Edy berharap, masyarakat bisa menyadari itu, sehingga bisa turut menimalisir angka pernihakan dini dan stunting di wilayah Kalteng. (asro)