PALANGKA RAYA, KaltengEkspres.com – Sampai dengan tanggal (16/7/2019) pada pukul 18.00 WIB, data yang masuk ke BPBD Kalteng, jumlah hot spot (titik api) yang terlapor sebanyak 54 hot spot. Terdiri dari 36 hot spot dari Kabupaten Pulang Pisau, Kotim 12, Palangka Raya 4 dan Kapuas 2 titik.
Namun selama bulan Juli ini tanggal 1-16 jumlah hot spot sebanyak 219 titik, dari 219 tersebut 71 hot spot dari Pulang Pisau, Kotim 69, Barsel 25, Kapus 19 dan lainya tersebar di sejumlah kabupaten/kota.
Sementara kejadian kebakaran hutan dan lahan di bulan Juli ini sebanyak 116 kali, yakni Palangka Raya 61 kali, Pulang Pisau 13, Kotim 15 dan Barut 7 kali, sisanya tersebar dikabupaten lainya. Sedangkan luasan wilayah selama bulan Juli seluas 370,08 hektar dan 155,09 hektar ada di Pulang Pisau. Palangka Raya 92,37 hektar, Kotim 78,89 hektar dan Barut 6,71 hektar.
Gubernur Kalteng Sugianto Sabran melalui Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalteng, Mofit Saptono kepada awak media, Rabu (17/7/2019) mengatakan, kejadian kebakaran di Kota Palangka Raya sampai dengan tanggal (16/7/2019) tercatat sebanyak 6 kali di tempat yang berbeda.
“Kondisi kebakaran hutan dan lahan ini sudah cukup memprihatinkan, oleh sebab itu diimbau kepada masyarakat agar menghentikan membakar huta. atau lahan dan menjaga lahannya jangan sampai terbakar,” ungkapnya.
Terpisah, Wakil Gubernur, Habib Ismail pun mengimbau, masyarakat luas agar tidak membakar hutan maupun lahan dan pakarangan. Mengingat kondisi cuaca saat ini musim kemarau, mulai teras bau asap yang cukup mengganggu aktifitas masyatakat termasuk bisa mengganggu kesehatan.
Pihaknya mempercayakan sepenuhnya kepada BPBD Kalteng dalam pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan, tentunya dengan dukung anggaran dari pemerintah provinsi Kalteng.
“Dalam beberapa hari ke depan ini, akan ada bantuan helikopter water boom dari BNPB melalui pihak ketiga untuk memadamkan api di wilayah yang tidak terjangkau alat pemadam,” terangnya. (ed/adv)