SAMPIT, Kaltengekspres.com – Lembaga Kajian Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) yang berada di bawah naungan Organisasi Masyarakat (Ormas) Nahdlatul Ulama (NU) yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) fokus melakukan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Sekolah Perempuan.
Ketua Lakpesdam NU Sampit, Hadi Utomo mengatakan, Sekolah Perempuan merupakan inisiasi Lakpesdam dalam memberikan manfaat kepada masyarakat yang dilatarbelakangi Program Peduli. Program ini dilaksanakan di beberapa daerah di Indonesia, sedangkan di Kalimantan Tengah sendiri dilaksanakan di Kabupaten Kotim dengan sasaran penerima manfaat kelompok masyarakat termarginalkan dalam ini masyarakat dengan backgroud agama Hindu Kaharingan atau Kaharingan.
“Meskipun kami lembaga di bawah Ormas Islam di Indonesia ini, tetapi kami tidak bisa memilih harus umat Islam sendiri yang menjadi sasaran program Peduli. Tetapi dengan Sekolah Perempuan kami berharap masyarakat dengan backgroud agama selain Hindu Kaharingan, baik Islam dan Kristen juga dapat menerima manfaatnya,” kata Hadi, saat diwawancarai Kaltengekspres.com.
Menurut Hadi, Sekolah Perempuan sangat memegang substansi dari Program Peduli yaitu menciptakan inklusi masyarakat sehingga sikap-sikap eksklusi yang sering terjadi terhadap penerimaan program yang diluncurkan pemerintah bisa dieleminer. Salah satu cara adalah dengan menciptakan rekognisi sosial diantaranya dengan Sekolah Perempuan.
“Tetap seperti kegiatan kami di Program Peduli, binaan kita berada di Desa Rubung Buyung, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotim, karena selain ada komunitas yang dominan beragama Hindu Kaharingan atau Kaharingan yaitu di Dusun Baninan, di Desa Rubung Buyung juga lebih beragam karena di desa ini juga banyak umat Islam dan Kristen,” kata Hadi.
Di Sekolah Perempuan ini kami mencoba untuk lebih mengarah pada edukasi dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat, dengan memanfaatkan potensi desa. Di Desa Rubung Buyung ini mempunyai potensi besar dalam pengembangan rotan, sehingga di Sekolah Perempuan diajarkan bagaimana membuat keterampilan berbahan baku rotan.
“Kami mendatangkan instruktur yang ahli dalam pembuatan kerajinan rotan. Alhamdulillah walaupun kegiatan pelatihan itu diadakan sehari, tetapi masyarakat dapat mengembangkan keterampilannya sendiri sehingga bisa menghasilkan berbagai hasil kerajinan tangan rotan,” kata Hadi.
Ada berbagai hasil kerajinan rotan yang dihasilkan seperti, tudung saji dari rotan, piring rotan, guci rotan, topi rotan dan banyak hasil lainnya yang kreatif. Menindaklajuti hal itu, Kepala Desa Rubung Buyung Muhammad Erson dan seluruh perangkat desa mempunyai rencana membuat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mengembangkan kerajinan rotan.
“Rencana ini akan dibahas dengan Dewan Perwakian Desa, sehingga diharapkan masyarakat dapat meningkatkan perekonomian mereka dengan usaha kerajinan tangan dari bahan baku rotan. Semoga dengan adanya BUMDes ini kerajinan rotan dapat menjadi produk unggulan Desa Rubung Buyung,” kata Erson. (bag)