PANGKALAN BUN, Kaltengekspres.com – Untuk mencegah masuknya penyakit jembrana pada hewan ternak sapi di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kobar melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan (Disnakeswan) Kobar bakal melakukan vaksin terhadap 1.000 ekor sapi di Kabupaten Kobar.
Sapi yang bakal disuntik vaksin tersebut tersebar di enam kecamatan se-Kabupaten Kobar. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Disnakeswan Kobar Ir Rosihan Pribadi melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan Haryo kepada Kalteng Ekspres.com Jumat (1/9).
Haryo mengatakan, program suntik vaksin terhadap sapi tersebut sudah dilaksanakan pihaknya sebulan terakhir di sejumlah kecamatan. Bahkan, dari total 1.000 ekor sapi yang ditargetkan untuk disuntik vaksin oleh pihaknya itu. Baru terealisasi sekitar ratusan lebih ekor sapi yang telah disuntik vaksin.
“Proses melakukan vaksin itu saat ini masih terus kita lakukan. Dalam rangka mencegah agar penyakit jembrana yang dialami oleh sapi di daerah Bali sana, tidak sampai masuk menyebar ke Kobar ini. Untuk itu lah kita berikan vaksin kekebalan bagi sapi di Kobar ini, supaya tahan dan tidak terjangkit penyakit tersebut,”ujar Haryo.
Haryo menjelaskan, sampai saat ini berdasarkan hasil survey dan penelitian terhadap ratusan sapi yang disuntik vaksin oleh pihaknya di lapangan. Belum ada ditemukan sapi yang terjangkit penyakit jembrana. Kendati demikian kata dia, tetap perlu diwaspadai, lantaran penyakit sapi Bali ini sudah menyebar meluas ke daerah lainnya di Indonesia.
“Memang sejauh ini di daerah kita masih aman. Namun keberadaannya tetap harus diantisipasi. Lantaran penyakit ini bila sudah ada ditemukan menjangkit sapi bisa begitu cepat menyebar.Karena itu lah upaya penanggulanan dan pengantisipasian perlu dilakukan sejak dini,”papar Haryo.
Sekedar diketahui, penyakit jembrana ini merupakan penyakit virus menular yang diketahui berasal dari kelompok virus lentviridae. Virus ini ditularkan melalui lalat, dan nyamuk. Penyakit ini pertama kali ditemukan menyerang sapi di daerah Kabupaten Jembrana Provinsi Bali pada tahun 1964. Karena itu lah, nama penyakit ini disebut penyakit virus jembrana. (hm)