PANGKALAN BUN, KaltengEkspres.com – Berkunjung ke Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Provinsi Kalimantan Tengah, salah satu hal yang bisa dieksplorasi wisatawan adalah rumah adat suku Dayak. Bangunannya khas, memanjang ke samping atau ke belakang.
Rumah adat suku Dayak banyak ditemukan di Desa Pasir Panjang Kecamatan Arut Selatan. Penduduk setempat rata-rata masih mempertahankan rumah dengan bangunan tradisional tersebut. Selain di Pasir Panjang, bangunan ini juga bisa dijumpai di Kecamatan Arut Utara.
Desa Pasir Panjang yang berada di tengah kota yang terkenal dengan kantong-kantong transmigran itu, terdapat sebuah replika rumah adat betang. Lokasinya tidak jauh, Pangkalanbun, Kotawaringin Barat. Jarak tempuhnya 2 kilometer dari Bandaran Pancasila.
Wisatawan bisa mengunjungi replika rumah adat tersebut untuk melihat keunikannya. Tamel Otol, Kepala Desa setempat, menjelaskan beberapa fakta yang menandai keunikan rumah adat betang, seperti berikut ini.
Rumah tersebut tak memiliki sekat-sekat sehingga lebih mirip aula. Umumnya, mereka hidup bersama. “Artinya, orang Dayak menjunjung semangat kebersamaan,” kata Tamel, Sabtu (24/12/2022).
Rumah panggung untuk menghindari serangan hewan buas, permukiman masyarakat Dayak hampir selalu mendekati sungai. Mereka yakin betul sungai adalah sumber kehidupan.
Namun, risiko hidup di dekat sungai lebih besar. Salah satunya dekat dengan habitat hewan buas, seperti buaya dan ular. Hewan-hewan ini memang masih banyak ditemukan di Borneo.
Guna menghindari serangan hewan buas, lanjut Tamel, masyarakat membangun rumah panggung dengan tiang penyangga setinggi 3-5 meter. Selain itu, rumah panggung dibangun dengan tujuan mengantisipasi banjir.
Tangga Kecil untuk Menolak Hantu Kepala Terbang. Satu-satunya jalan masuk ke rumah adat betang adalah melalui tangga kecil. Tangga itu hanya bisa dilalui satu orang.
Bila malam tiba, tangga akan diangkat dan dimasukkan ke dalam rumah. Gunanya buat menghindari serangan hantu kepala terbang atau ngayau.
Masyarakat Dayak yakin bahwa hantu ini bisa masuk rumah apabila tangga tetap dibiarkan di luar rumah.
“Ngayau akan memburu kepala manusia. Hantu ini dianggap juga sebagai guna-guna atau serangan dari musuh,”pungkasnya. (arodi)