PALANGKA RAYA, KaltengEkspres.com – Wacana pemindahan Ibu Kota Pemerintahan RI ke Kalimantan terus bergulir dan menjadi perbicangan hangat di tengah masyarakat maupun pemerintahan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah pun sebagai salah satu kandidat terkuat untuk lokasi Ibukota Negara, mau tidak mau dan suka tidak suka, harus siap karena pemindahan Ibu kota ini merupakan kebutuhan bangsa Indonesia.
“Kalau seandainya nanti Kalteng dipilih menjadi Ibukota Negara, kita harus siap menyambutnya, karena Kalteng bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Gubernur Kalteng Sugianto Sabran saat menggelar rapat dengan organisasi perangkat daerah (OPD), tokoh masyarakat/agama dan organisasi kemasyarakatan di Istana Isen Mulang baru-baru ini.
Menurut Sugianto, harus diakui pemindahan Ibu kota Negara ini ada dampak positif dan negatifnya, tapi akan lebih banyak dampak positifnya. Misalkan pertumbuhan ekonomi Kalteng akan meningkat pesat, berkembangnya pariwisata seiring dengan adanya peningkatan infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan laut dan bandara semuanya akan terintegritas.
Disamping itu, dari sisi kesehatan juga akan meningkat. Apalagi tahu. 2020 ini akan dibangun rumah sakit tipe A rujukan di jalan Tjilik Riwut km 38 dengan total anggaran sebesar 1,7 Triliun.
Dengan dibangunnya rumah sakit tipe A tersebut tentu akan memudahkan masyarakat mendapat pelayanan kesehatan hingga ke desa maupun pelosok/pedalaman, karena rumah sakit tersebut memiliki fasilitas yang lengkap dengan dokter dan perawat yang handal, terangnya.
Demikian juga lanjut gubernur, dari sisi pendidikan akan semakin baik dan meningkat, dimana sarana dan prasarana pendidikan bertambah, semuanya pasti tersedia. Karena selama ini pendidikan di pedesaan/pedalaman menjadi perhatian pemerintah untuk mendapat pendidikan yang layak, sehingga tidak ada lagi anak yang putus sekolah di Kalteng. (ed/adv)