

PALANGKA RAYA, KaltengEkspres.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng secara resmi telah mengirimkan 8 point usulan dalam surat resmi terkait ornamen etnik kedaerahan Dayak Kalimantan Tengah untuk penataan terminal baru Bandara Tjilik Riwut, ke PT Angkasa Pura II Jakarta.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kalteng, Ati Mulyati, SE mengatakan, pada saat peninjauan ke bandara baru ada beberapa point masukan/usulan yang diinginkan Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran kepada pihak PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara dan terminal baru tersebut.
Usulan etnik kedaerahan ini lanjut dia, mengambarkan ciri khas Kalteng, salah satunya yakni disudut pintu masuk ada penerima tamu putra-putri Kalteng menggunakan pakaian adat daerah, kemudian suguhan lagu daerah karungut dan lain sebagainya.
“Dalam delapan point tersebut tidak ada usulan yang berbunyi bahwa ada tulisan lafaz Asmaul Husna di terminal baru, itu yang ada hanya ucapan Gubernur Kalteng saat meninjau kepada pihak bandara, karena setiap bandara harus ada musala, pada saat itu Gubernur menyampaikan agar dipasangkan tulisan Asmaul Husna di musala tersebut,” kata Ati menirukan perkataan Gubernur.
Ati menegaskan, bahwa pemasangan tulisan itu di tetapkan dalam musala, bukan di seputaran bandara.
Sedangkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Periwisata (Disbudpar) Kalteng Guntur Talajan mengungkapkan, dari sisi pariwisata, sapta pesona dan keamanannya, tidak ada gempa maupun tsunami, isu positif tentang Kalteng sangat luar biasa direspon positif oleh para wisatawan.
Modal ini sangat kuat untuk memajukan provinsi Kalteng ke depan, khususnya dari segi periwisata, sehingga mampu menarik para wisatawan masuk ke Kalteng, tentu pintu masuknya adalah bandara.
“Karena itu sangat dirugikan kalau Kalteng ribut hanya karena masalah salah paham yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan baik dengan musyawarah,” ujar Guntur. (ed)