SAMPIT, KaltengEkspres.com – Pengembangan ikan Jelawat yang merupakan ikon kotim masih dianggap belum maksimal. Hal itu dikarenakan masih terkendala kualitas air yang menjadi syarat bagi hidupnya ikan jelawat.
Kepala Dinas Perikanan Kotim Heriyanto mengungkapkan, sejauh ini sudah ada upaya pihaknya untuk menggenjot pengembangan budidaya ikan jelawat. Namun upaya ini terkendala kondisi air yang digunakan media hidup ikan air tawar itu.
“Ikan jelawat memerlukanĀ kondisi keasaman air dalam tingkat tertentu, sementara kondisi air sungai kita atau tambak masih mudah tercemar oleh racun yang ditimbulkan oleh aktivitas perkebunan,” kata Heriyanto.
Hal ini lanjut dia, terlihat saat hujan, bekas pupuk maupun racun akibat operasional perkebunan merembes dari dalam tanah menuju sungai atau kolam yang berakibat merusak kualitas air kolam maupun keramba.
“Saat ini ada upaya untuk membangun pusat pembudidayaan ikan jelawat di Danau Pemalasan Kecamatan Kota Besi. Dipilihnya lokasi itu karena danau tersebut kondisi airnya masih murni jauh dari pencemaran. Hanya saja masih ada kendala pada status lahan. Ini masih kita koordinasikan dengan kementerian kehutanan agar kawasan itu bisa digunakan,” papar Herianto. (FR)