Dapil Lima Kotim Perlu Pembangunan Serius

SAMPIT, Kaltengekspres.com – Pembangunan di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, dinilai perlu mendapat sentuhan lebih serius. Terutama di daerah pilihan (Dapil) V Kotim.Hal ini diungkapkan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Kotawaringin Timur H Abdul Khalik AZ, SE, baru-baru ini.

“Terutama infrastruktur ya, kalau kita ke padalaman khususnya di daerah pemilihan Kotim 5 jalan-jalan kita masih banyak menumpang jalan-jalan perkebunan sawit,” kata anggota Dewan yang akrab disapa Haji Alek ini.

Diakui, terobosan pemerintah dalam pembangunan di wilayah pelosok memang tetap menjadi perhatian pemerintah secara serius. Namun demikian Alek berharap pemerintah lebih serius lagi sebab ketimpangan laju pembangunan tersebut sangat terlihat sekali. Bahkan untuk menuju Kecamatan Bukit Santuai pengguna jalan harus berhati-hati karena yang dilalui adalah jalan loging PT Sarpatim, jalan itu menjadi jalan utama truk loging yang memuat kayu glondongan berdiameter lebar.

“Sebetulnya di musim kemarau seperti inilah pembangunan infrastruktur seperti jalan harus digenjot karena di kawasan utara atau daerah pemilihan 5 yang meliputi Kecamatan Parenggean, Antang Kalang, Telaga Antang, Mentaya Hulu, Tualan Hulu dan Bukit Santuai, akan sulit dilalui jika musim hujan disebabkan jalan rusak menjadi lumpur,” katanya.

Selain masalah infrastruktur, penyediaan energi listrik juga harus menjadi perhatian. Banyak desa yang belum tersentuh aliran listrik dari PLN. Masyarakat pelosok ini harus merogoh kocek sendiri untuk membeli bahan bakar mesih genset mereka.

“Harga bensin di desa itu sekitar Rp10 ribu perliter. Paling tidak mereka harus menyediakan tiga liter dalam satu malam, berarti pengeluaran mereka untuk listrik saja sudah Rp900 ribu, belum keperluan lainnya seperti sekolah anak misalnya,” kata Alek.

Sementara itu, dari pantuan Kaltengekspres.com tenaga kesehatan juga masih kurang. Khususnya tenaga Bidan, seperti di Puskesmas Tumbang Penyahuan yang merupakan Puskesmas induk di Kecamatan Bukit Santuai hanya ada satu bidan PNS, dan satu bidan tenaga sukarela (tanpa gaji, hanya mengharapkan uang program).

Sedangkan di wilayah kota seperti Ketapang dan Baamang justru banyak tumpukan tenaga kesehatan, bahkan banyak tenaga kesehatan dari desa dapat pindah ke kota karena kebijakan kepala daerah sebagai janjinya saat menggalang suara di Pemilu Kada. (lid)

Berita Terkait