KASONGAN, KaltengEkspres.com– Situasi dan kondisi alam sering tak menentu, seharusnya musim kemarau timbul banjir, dan setelah itu terjadi cuaca panas yang ekstrim.
“Masyarakat diminta tak terlena, dengan ada beberapa hari hujan dan menyebabkan banjir, karena ramalam cuaca bisa saja keliru, harusnya musim kemarau tapi ada hujan lebat,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Katingan, Hap Bapperdo, MM kepada KaltengEkspres.com, Rabu (7/10/2020) di Kasongan.
Menurutnya, kedepan hingga bulan Nopember mendatang, masyarakat diminta tetap waspada, karena banyak titik api dan ternyata sudah mulai ada pembakaran lahan, setelah hujan lebat dan banjir, namun telah dipadamkan.
“Kita tetap waspada karhula, apabila suatu saat terjadi dan tak terkendali maka akan membuat repot lagi,” ujarnya.
Disebutkannya, apalagi dalam kondisi panas yang ekstrim ini, meski ada hujan tak seberapa, sehingga masyarakat dapat berlaku bijak dan harus paham situasi dan kondisi alam saat ini.
“Jangan sampai habis banjir kita repot, kemudian dibuat repot lagi Karhutla,” ungkapnya.
Disebutkannya, saat ini kondisi di wilayah selatan Katingan masih basah, tetapi di daerah utara Katingan sudah kering, karena dimungkinkan untuk membuka ladang, akan tetapi harus bijak dan terkendali sesuai dengan pergub Kalteng serta melihat kondisi lingkungan saat ini.
“Karena kondisi alam tak menentu dan ada beberapa titik hots spot di beberapa daerah bermunculan saat ini,” tuturnya.
Diakuinya, dengan keberadaan alat yang dipasang di tiap kecamatan, dengan sendirinya melaporkan situasi dan kondis lingkungan setiap hari dapat terpantau. Diantaranya kelembaban, curah hujan, arah angin, suhu, serta titik api (hots spot) yang terjadi di tiap kecamatan di Katingan. (MI)