

PALANGKA RAYA, KaltengEkspres.com – Banyaknya kenakalan remaja di Kota Palangka Raya, seperti para pelaku balap liar dan bahkan ada yang tertangkap petugas kepolisian saat sedang pesta minuman keras dan lem fox membuat orangtua prihatin.
Dalam hal ini Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Widya Kumala Sari mengingatkan seluruh orang tua lebih meningkatkan pola didik di keluarga untuk mencegah pergaulan bebas anak-anaknya.
Menurut Widya Kumala, pola didik orang tua di keluarga mampu membentuk perilaku anak yang baik sehingga dapat mencegah pergaulan bebas. Hal ini dibuktikan saat dirinya melakukan pembinaan bersama Bidhumas Polda Kalteng terhadap para remaja akhir-akhir ini.
“Kenakalan remaja selama pandemi di hari libur sekolah mungkin karena lepasnya kontrol dari orang tua yang diduga menjadi faktor utama penyebab kenaikan angka kenakalan remaja,” kata Widya Kumala Sari, Minggu (21/6/2020) Sore.
Dijelaskan Widya, meningkatnya kenakalan remaja ini dikarenakan mereka mencari jati diri yang salah. Sehingga lepas kontrol dari pengawasan orang tua dan kurangnya bekal agama.
Saat masa pandemi ini seluruh sekolah diliburkan dan disitu peran orang tua selalu aktif berkomunikasi untuk menjaga anaknya, sehingga pergaulan mereka terkontrol dan selalu dalam pengawasan orang tua.
“Sangat penting peran dari orang tua untuk itu perlu penegasan sehingga anak-anak kita tidak terjerumus ke pergaulan bebas,” ungkap Widya.
Seperti akhir-akhir ini pihak Satgas Perlindungan, Perempuan dan Anak (PPA) dan Bidhumas Polda Kalteng melakukan pembinaan terhadap remaja yang perilakunya sudah lepas kontrol dan dari pihak Direktorat Samapta Polda Kalteng juga melakukan pembinaan terhadap pelaku balap liar dan para remaja yang kedapatan sedang pesta minuman keras serta lem fox.
“Yang jelas, orang tua sering-sering melakukan komunikasi dengan anak. Bahkan bila perlu isi handphone perlu dicek sehingga mengetahui aktivitas anak di luar sana,” beber Widya.
Widya berharap untuk mengatasi hal seperti ini perlu dilakukan secara bersama-sama. Jika anak salah ditegur karena dampak dari kenakalan remaja tersebut sangat berbahaya dan masa depan yang terancam.
“Mari kita sama-sama saling menjaga dan mengarahkan ke hal-hal yang positif,” imbuhnya.
Untuk balapan liar sendiri lanjut Widya, sebenarnya semua orang tau sayang terhadap anak memberikan sepeda motor untuk sekolah. Tetapi malah digunakan untuk hal yang tidak baik.
“Mungkin penyampaian rasa sayangnya salah ya, karena usia mereka belum diperbolehkan mengendarai sepeda motor dan dampak dari balap liar itu sangat merugikan diri sendiri,” ucapnya. (am)