

Dadang : Sebagai Tantangan untuk Naikkan Mutu Layanan Kesehatan
SAMPIT, KaltengEkspres.com – Masuknya dua rumah sakit swasta di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tidak perlu dianggap ancaman, melainkan tantangan bagi daerah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Anggota DPRD Kotim Dadang Siswanto menegaskan, kehadiran investor swasta seperti RS Muhammadiyah dan RS Primaya justru menjadi sinyal positif bahwa sektor kesehatan di Kotim punya potensi besar untuk berkembang.
“Kita sudah paham kondisi RS Murjani. Rasio pasien dengan sarpras tidak seimbang. Maka harapan kita, dengan hadirnya rumah sakit baru akan muncul tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan baru juga,” ujar Dadang, Selasa (7/10).
Menurutnya, beban RSUD dr. Murjani Sampit saat ini sudah terlalu berat karena menjadi satu-satunya rumah sakit rujukan besar di daerah. Ketimpangan antara jumlah pasien dengan fasilitas membuat pelayanan kerap melampaui kapasitas ideal.
Karena itu, DPRD menilai kehadiran rumah sakit swasta bukan hanya menambah pilihan layanan, tapi juga memacu kompetisi positif antarpenyedia jasa kesehatan.
“Persaingan itu sehat. Kalau hanya satu rumah sakit besar, pelayanan bisa cenderung stagnan. Tapi kalau ada pesaing, semua akan berlomba memperbaiki kualitas,” tegas politisi PAN ini.
Dadang juga mendorong pemerintah daerah agar tidak ragu memberi kemudahan perizinan dan kepastian investasi bagi pihak swasta yang ingin membangun rumah sakit di Kotim.
“Kita berharap kepala daerah memberikan ruang seluas-luasnya, bahkan jaminan dan kemudahan perizinan bagi pihak yang ingin membangun rumah sakit. Baik Pambilum, Muhammadiyah, atau yang lain, semuanya kita sambut baik,” katanya.
Ia menilai, dengan lahan yang masih luas dan populasi yang terus bertambah, Kotim sangat potensial menjadi pusat layanan kesehatan regional di Kalimantan Tengah bagian barat.
Dadang berharap kehadiran rumah sakit swasta dapat memperkuat ekosistem kesehatan lokal, membuka lapangan kerja bagi tenaga medis, serta memberikan pelayanan yang lebih cepat, nyaman, dan manusiawi bagi masyarakat.
“Ini bukan soal siapa menang atau kalah, tapi bagaimana layanan publik kita naik kelas,” pungkasnya. (to)