NANGA BULIK, Kaltengekspres.com – Jajaran Satreskrim Polres Lamandau menggagalkan pengiriman 9 dus besar berisi sisik/kulit trenggiling dengan berat kotor 233 kg saat menggelar razia di Jl. Trans Kalimantan Desa Penopa, Kecamatan Lamandau, Minggu 10 Desember 2023, lalu.
Wakapolres Lamandau, Kompol Samsul Bahri, saat memimpin press release di aula Satreskrim setempat, mengatakan bahwa Polres Lamandau telah mengamankan 3 tersangka yakni W (36), P (23), dan AR (22) serta barang bukti 233 kg sisik trenggiling.
“Ini menjadi tangkapan terbesar di Kalteng dalam 5 tahun terakhir, kalo biasanya hanya puluhan kilo, kali ini kita mengamankan 3 tersangka dan 233 kg bersama barang bukti lainnya,” ungkap Kompol Samsul Bahri, Selasa 12 Desember 2023.
Kronologi pengungkapan kasus ini, beber Wakapolres Samsul, saat menggelar razia, petugas memberhentikan kendaraan roda empat warna merah metalik dengan Nopol KB1548JD. Saat melakukan pemeriksaan didalam mobil tersebut, petugas menemukan 9 dus yang dilapisi karung.
“Anggota kami meminta pengendara membuka salah satu dus yang ternyata berisi sisik/kulit satwa dilindungi yaitu trenggiling, kemudian petugas mengintrogasi dan mengamankan 2 orang tersebut beserta barang bukti ke Mapolres Lamandau,” bebernya.
Lebih lanjut Wakapolres Lamandau menjelaskan, berdasarkan keterangan tersangka, petugas melakukan pengembangan dan berhasil menangkap tersangka lain selaku orang yang menyuruh pengiriman sisik trenggiling yakni P (23) dan W (36) selaku pemilik barang pada tanggal 11 Desember 2023.
“Tersangka P (23) mengaku telah melakukan pengiriman barang terlarang ini sebanyak 3 kali dengan menggunakan mobil miliknya yang biasanya digunakan sebagai kendaraan travel,” sebutnya.
Wakapolres Lamandau menambahkan, modus pelaku dalam menjualbelikan kulit/sisik hewan dilindungi ini secara ilegal dengan cara mengirimkan untuk sampai ke tangan pembeli dengan metode pembayaran secara cash saat barang diterima oleh pembeli.
“Saat ini petugas kami sedang mencari tersangka lain sebagai penadah atau pembeli sisik trenggiling ini,” tegasnya.
Kepada para tersangka, Kompol Samsul Bahri menyebut, disangkakan Pasal 40 ayat (2) Jo pasal 21 ayat (2) huruf d UU Republik Indonesia nomor 5 tahun 1990 tentang Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dengan ancaman hukuman pidana paling lama 5 tahun dan denda paling banyak 100 Juta Rupiah.
“Biasanya sisik trenggiling ini digunakan sebagai bahan pembuatan kosmetik, namun juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan narkotika jenis sabu-sabu,” ujarnya.
Dirinya mengimbau, masyarakat Kabupaten Lamandau yang mengetahui adanya perjualbelian sisik trenggiling, agar dapat melapokan ke pihak berwajib. “Kalau masyarakat mengetahui, mohon segera dilaporkan, dan akan kami tindak lanjuti,” pungkasnya.(BR/*)