

PANGKALAN BUN, KaltengEkspres.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kobar melalui Dinas Pertanian (Distan) setempat, bakal mengumpulkan Asosiasi Pedagang Daging untuk mengetahui penyebab harga daging sapi hingga saat ini masih melambung tinggi yakni antara Rp 160 ribu hingga Rp 170 Ribu.
Kepala Dinas Pertanian Kobar, Kris Budi Hastuti, mengatakan, menjelang Idul Fitri biasanya harga daging mengalami kenaikan sementara saat ini harga sudah tergolong tinggi.
Ia berharap sementara bisa bertahan dulu diharga Rp 160 ribu menjelang Idul Fitri karena lazimnya akan naik. Tetapi lebih diharapkan lagi jika dari harga itu bisa turun.
“Makanya kita akan kumpulkan asosiasi, untuk mengetahui persoalannya apa karena kalau kita lihat saat ini pasokan sapi juga relatif normal tidak seperti pada saat Covid 19 atau pada saat musim PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) beberapa waktu lalu,”kata Kris.
Untuk diketahui dikumpulkannya asosiasi ini adalah instruksi Penjabat (Pj) Bupati Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah Anang Dirjo kepala Dinas Pertanian agar berupaya menekan harga daging sapi yang masih tinggi tersebut.
“Kami sudah menginstruksikan Kadis Pertanian agar memanggil asosiasi dan pihak-pihak terkait yang bergerak di bidang peternakan maupun perdagangan daging untuk mendiskusikan permasalahan ini,” ujar Anang Dirjo.
Diakui Anang Dirjo Kobar, belum swasembada daging dan sapi-sapi di daerah setempat masih banyak didatangkan dari Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Faktor pengiriman dari Jawa, Bali, dan NTB menjadi salah satu kendala.
Selain terkendala pengiriman dari luar pulau, isu Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) juga menjadi salah satu permasalahan yang masih ada, sehingga berdampak pada tingginya harga daging sapi di Kobar.
“Selain permasalahan pasokan dari luar pulau dan isu PMK pada sapi, permasalahan lainnya yakni saat ini kita ketahui produksi sapi di Kobar menurun,” jelasnya. (din)