PALANGKA RAYA, KaltengEkspres.com – Anggota DPRD Kalteng, Sengkon menyarankan masyarakat tetap mempertahankan cara berladang. Pasalnya, sistem berladang ini merupakan kearifan lokal yang sudah diwariskan turun-temurun di kehidupan masyarakat Dayak.
“Kita tahu masyarakat lokal sejak dulu telah membuka ladang dengan terlebih dulu melihat kondisi cuaca atau juga musim,”ujar Sengkon.
Cara-cara yang digunakan ketika membuka membuka lahan ini lanjut dia, hanya secukupnya saja. Di mana ditebas dan rumput serta ranting pohon dikumpulkan.
“Berladang dengan sistem simpuk, yakni bekas tebasan di kumpul sudah dilakukan turun temurun. Tujuannya agar api tidak merembet atau meluas, hingga mudah dikendalikan,” paparnya.
Menurutnya, masyarakat Dayak sangat menjaga ekosistem alam sekitar, karena alam sekitar merupkan salah satu sumber penghidupan sehari-hari, baik sayuran, buah-buahan, ikan dan lainnya.
“Kedepan seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi pertanian, maka tentu akan diterapkan ladang menetap. Karena itu juga diharapkan dukungan atau bantuan pemerintah untuk berbagai jenis alat pertanian, pupuk dan racun rumput atau hama tanaman,”tandasnya. (asro)