PALANGKA RAYA, KaltengEkspres.com – Wakil Gubernur (Wagub) Kalteng H. Edy Pratowo mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi daerah bersama Menteri Dalam Negeri Tirto Karnavian secara virtual dari Aula Jayang Tingang Kantor Gubernur Kalteng, Senin (5/12/2022).
Dalam laporannya Edy mengatakan, pertumbuhan ekonomi Kalteng tertinggi di wilayah Kalimantan pada periode triwulan I, II, dan III.
“Provinsi Kalteng melakukan dua lokus sampel inflasi, yakni di Kota Palangka Raya dan Kota Sampit. Indeks Harga Konsumen (IHK) Kalimantan Tengah per November 2022 tercatat inflasi sebesar 0,16% (month to month),” ucapnya.
Edy menerangkan, berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah daerah, membuat inflasi Kalteng paska kenaikan BBM pada September 2022 relatif terkendali. Hal ni dapat dilihat dari inflasi YoY Kalteng yang terus menurun (September 8,12%; Oktober 7,10%; dan November 6,97%).
“Harga kebutuhan masyarakat pada November 2022 relatif terkendali. Inflasi yang terjadi pada November 2022 lebih disebabkan karena faktor eksternal dan di luar kewenangan Pemprov/Pemkot/Pemkab, yakni kenaikan tarif angkutan udara serta kenaikan harga rokok yang dilakukan produsen sebagai antisipasi kenaikan cukai rokok tahun depan agar kenaikannya tidak terlalu tinggi (dicicil),” jelasnya.
Sejumlah upaya pengendalian inflasi lanjut dia, telah dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalteng yaitu dilaksanakannya kegiatan rakor TPID se-Kalteng, menerbitkan beberapa regulasi terkait pengendalian inflasi; operasi pasar dan pasar penyeimbang; serta membagikan paket sembako dalam pasar murah.
“Sebagai wujud nyata pengendalian inflasi di Provinsi Kalteng dan menjaga daya beli masyarakat, upaya jangka pendek yang dilakukan adalah pelaksanaan operasi pasar; memberikan subsidi biaya tranportasi; menggaungkan Gerakan Sekuyan Lombok, serta menambah jumlah penerbangan dari dan ke Kalteng. Sedangkan untuk upaya jangka panjangnya dengan kerjasama antar daerah baik di dalam provinsi maupun luar provinsin,” imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan aarahan Presiden Joko Widodo bahwa dalam menangani inflasi ini mekanismenya harus sama dengan mekanisme pandemi covid-19.
“Dengan mekanisme tersebut, maka semua pihak akan menjadi fokus terhadap inflasi, karena ini menyangkut masalah hidup rakyat, kenaikan harga barang jasa akan sangat langsung berdampak kepada rakyat,” bebernya.
Tito juga mengungkapkan bahwa inflasi di Indonesia saat ini berada di angka 5,42 persen. Menurutnya, angka tersebut turun jika dibandingkan pada Oktober 2022 yang berada di angka 5,71 persen.
“Dari 5,95 persen, turun ke 5,71 persen di Oktober, November turun lagi ke 5,42 persen, ini betul-betul tidak gampang. Dengan angka ini di G20, 20 negara ekonomi terbesar kita nomor dua terendah setelah Jepang, Jepang 3,7 persen. 18 Negara G20 baik Amerika Eropa semua di atas angka kita,” tandasnya. (asro)