SAMPIT, KaltengEkspres.com– Musibah banjir yang belum juga surut sejak hampir 2 bulan terakhir membawa kerugian besar bagi warga sejumlah desa yang terdampak.
Tidak hanya materil melinkan juga aktivitas bekerja masyarakat. Karena akibat banjir ini, sebagian besar warga terpaksa harus mengungsi akibat ketinggian air yang terus meningkat.
Seperti pengakuan Iwan, salah seorang warga Desa Hanjalipan. Menurutnya pekerjaan warga sehari-hari kebanyakan adalah sebagai nelayan, petani dan pekebun.
Kondisi itu membuat mereka secara otomatis tidak bisa beraktivitas bercocok tanam di lahan yang kemungkinan sudah rusak, terlebih lagi tanaman jenis sayur-sayuran.
“Kebanyakan pekerjaan kami masyarakat sini adalah sebagai sebagai nelayan, petani dan pekebun, dengan kondisi seperti ini otomatis aktivitas pekerjaan kami lumpuh total” ujar Iwan.
Sementara itu berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kqbupaten Kotim, saat ini ada 8 Kecamatan dengan 36 desa didalamnya yang terendam banjir.
Selain merendam total ribuan rumah warga,banjir juga merendam sejumlah fasilitas umum,seperti 20 Rumah Ibadah,16 Sekolah serta 3 Fasilitas Kesehatan Masyarakat.
Tidak diketahui sampai kapan banjir ini akan surut, namun diperkirakan hal ini akan bertahan lama, sebab berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG puncak curah hujan justru baru terjadi pada bulan Desember datang.
Kendati demikian diharapkan prakiraan tersebut tidak selalu tepat dan cuaca secepatnya normal kembali sehingga musibah ini tidak berkepanjangan. (yon)