PANGKALAN BUN, KaltengEkspres.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Barat menyatakan ada beberapa faktor penyebab banjir di wilayah Kotawaringin Barat. Salah satunya akibat efek Replanting Sawit.
Kepala Pelaksana BPBD Kobar Syahruni dalam laporannya berdasarkan hasil Groundcek Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD dapat disimpulkan setidaknya ada 3 penyebab banjir di wilayahnya.
“Penyebabnya pertama, curah hujan dengan intensitas sedang disertai angin kencang, kemudian drainase yang dangkal dipenuhi dengan sampah, serta tanaman air seperti encek gondok dan satunya lagi efek dari Replanting,” ujarnya dalam laporannya yang diterima tim, Sabtu (2/7/2022).
Banjir mengepung di lima kecamatan yaitu Kecamatan Arut Selatan, Arut Utara, Pangkalan Lada, Pangkalan Banteng dan Kotawaringin Lama.
Di Kecamatan Arut Selatan, banjir terjadi di RT 17, Kelurahan Sidorejo, meliputi, lingkungan Gang Siput, lingkungan Gang Bekicot, lingkungan Gang Keong dan lingkungan Gang Prima.
Kemudian, di Kecamatan Arut Utara, terjadi di Rt 04 Kelurahan Pangkut. Serta Kecamatan Kotawaringin Lama, banjir menggenangi akses jalan lintas Pangkalanbun-Kotawaringin lama Km 30.
Untuk wilayah Kecamatan Pangkalan Lada, banjir terjadi di Jalan Ahmad Yani Km 40, di Desa Pandu Sanjaya ada 3 Rt dan juga ambruknya Jembatan penghubung antar RT 4 dan RT 22.
Selanjutnya, wilayah wilayah Kecamatan Pangkalan Banteng, banjir terjadi di Desa Sungai Hijau, Dusun I, melanda lima Rt, dan Dusun II satu Rt.
“Akses Jalan Aspec penghubung di jembatan Km 24 jebol, kemudian di Semanggang, tepatnya akses Jalan lintas di jembatan A’liong direncanakan banjir,”ujarnya.
Sementara Anggota DPRD Kobar Sri Lestari menyebutkan banjir ini karena meluapnya air sungai di Desa Bengkuang dan tidak bisa langsung mengalir ke Sungai Berasau, karena terjadi pendangkalan dan perlu dilakukan normalisasi,” katanya.
Sri mengungkapkan bahwa banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Pangkalan Banteng itu karena meluapnya air sungai, karena debit air dari hulu yang cukup besar tidak dapat langsung ke muara.
“Jadi, di hulu sungainya itu sudah dinormalisasi karena ada Replanting Sawit dari perusahaan”, ucap Sri Lestari.
Langkah selanjutnya pihaknya beserta anggota dewan yang lain, akan melakukan koordinasi dengan pihak perkebunan yang ada di sekitar desa-desa di Pangkalan Banteng dan juga Arut Utara, untuk mengatasi persoalan tersebut.
“Kita akan duduk bersama-sama, berkoordinasi terkait Pola Replanting agar dilakukan secara bertahap, serta pentingnya normalisasi dari hulu hingga Hilir, dan sampai ke Muara di Sungai Sebukat,” tuturnya.
Dalam mengatasi banjir ini tentu diwacanakan untik relokasi, sebagai solusi terakhir apabila rumah warga itu menjadi langganan banjir setiap tahunnya.
Selain banjir di Desa Sungai Bengkuang, banjir juga terjadi di Desa Sungai Hijau, Desa Marga Mulya, serta beberapa desa lainnya turut terdampak. Bahkan sejumlah titik ruas jalan di wilayah Pangkalan Banteng, terendam banjir, pungkasnya. (yr)