KASONGAN, KaltengEkspres.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Katinga menyorori bangunan Pustu di Desa Kiham Batang Kecamatan Katingan Hulu.
Pasalnya, selama beberapa tahun ini tutup. Kecuali ada momen atau kegiatan yang digelar oleh tenaga kesehatan (nakes) oleh Puskesmas dari ibukota Kecamatan Katingan Hulu atau dari Kabupaten.
“Misalnya, pelayanan kesehatan gratis atau sejenisnya,” kata Anggota DPRD Kabupaten Katingan, Sugianto SH kepada sejumlah awak media, Senin siang (13/6/2022).
Di Pustu tersebut menurut Sugianto nakes untuk melayani kesehatan (yankes) di desa belum ada. Baik yang berprofesi bidan maupun perawat.
“Kasus ini kita temui saat kita melakukan kunjungan ke Pustu tersebut dalam rangka reses pekan lalu,” ujar. legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Bahkan, saat dikunjungi, Pustu tersebut dalam keadaan terkonci. Dan informasi yang didapat dari masyarakat setempat menurutnya Pustu tersebut sudah hampir empat tahun tidak operasional.
“Memang, kabarnya, dalam waktu dekat ini akan ada penempatan bidan dan perawat di Pustu tersebut oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat. “emoga janji itu menjadi kenyataan,” harapnya.
Selanjutnya, untuk Pustu di Desa Ratapuka Kecamatan Katingan Hulu yang terbakar sejak tahun 2018 yang lalu atau sejak empat tahun yang lalu hingga kini, menurutnya belum ada keseriusan dari Dinkes setempat untuk memprogramkan pembangunan kembali. Padahal begitu penting mamfaatnya bagi masyarakat setempat.
“Karena, bangunan tersebut menyangkut salah satu hajat hidup orang banyak, yang erat sekali hubungannya dengan kesehatan penduduk setempat,” ujarnya.
Terkait dengan keberadaan perawat dan bidan di bagian hulu Katingan, utamanya masyarakat yang tinggal di wilayah akses jalan daratnya tidak sebaik di ibukota kecamatan menuruthya keberadaan bidan dan perawat sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat.
Kalau ibu-ibu ingin melahirkan secara normal, lanjutnya, mungkn masih ada bidan kampung. Tapi, jika melahirkan dalam keadaan emirgency, mau dibawa ke mana ?. Sedangkan di desa tersebut tidak ada bidan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) dan tidak ada alat kesehatan (alkes) yang memadai.
“Kalau ingin dibawa ke ibukota kecamatan yang ada Puskesmas beserta tenaga kesehatannya, terkendala akses jalannya,” benernya.
Karena, untuk menuju ke Puskesmas tersebut dengan menggunakan kelotok harus menempuh waktu perjalanan sekitar 6 jam. Itupun peralaran medisnya atau alkesnya belum tentu lengkap.
“Jangan-jangan harus dirujuk lagi ke RSUD Mas Amsyar yang ada di ibukota Kabupaten Katingan,”paparnya.. (MI)