

Buntok,Kaltengekspres.com – Beberapa orang sopir truk sambangi SPBU Pamait Kabupaten Barito Selatan (Barsel), untuk mempertanyakan sulitnya mendapatkan Biosolar di tiga SPBU di daerah setempat.
“Kedatangan kami ini untuk mempertanyakan kenapa sering kali kekosongan Biosolar, dan meskipun ada itupun dibatasi pembeliannya sebanyak Rp.200.000 saja,” kata Dendo Salah satu supir truk kepada awak media Senin (29/11/2021).
“Kami berharap hal seperti ini tidak terulang kembali, sehingga para truk bisa mendapatkan solar setiap hari, dan kepada pemerintah dan instansi terkait dapat memperhatikan nasib kami yang selama ini telah membayar pajak untuk pemasukan daerah,” beber Dendo.
Ditempat yang sama sopir truk lainnya, Aan juga mengeluhkan hal senada karena kesulitan untuk mendapatkan BBM Biosolar di SPBU.
“Kita mempertanyakan BBM Biosolar saja, karena sepengetahuan saya hanya beberapa truk yang mengantri BBM sudah habis, sedangkan dieceran ada, namun harganya sudah mahal,” jelasnya.
Sementara itu H Sucipto menjelaskan, dengan kondisi BBM Biosolar yang langka di SPBU sangat merugikan sekali bagi pihaknya, menginat bila membeli di SPBU harganya hanya sekitar Rp.5.150/liter sedangkan bila membeli di pengecer harganya sudah mencapai Rp 11.000/ liter.
“Bila BBM mahal maka apa hasilnya bagi kita sopir yang merupakan masyarakat kecil ini,” keluhnya.
Sementara itu Ancah selaku perwakilan SPBU Pamait menjelaskan, kekosongan BBM Biosolar pada hari ini lantaran, belum datang, sementara datangnya selasa malam.
“Saat ini yang ada hanya BBM jenis Dexlite, sehingga bila pihak truk ingin mengisi silakan karena stok masih ada,” jelasnya.
Ia membeberkan, untuk kuota BBM Biosolar SPBU mereka hanya diberi 8.000 liter/minggu, sehingga dengan alasan tersebut pihaknya membatasi pemjualan Rp. 200.000/Truck
“Sementara untuk Solar yang ada dieceran, sepengetahuan saya para pengecer membeli dari luar SPBU,” tutupnya. (rif).