PALANGKA RAYA, KaltengEkspres.com – Borneo Nature Foundation (BNF) Indonesia terpilih menjadi salah satu pendiri untuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)/United Nations (UN) Decade Digital Hub mengenai restorasi ekosistem.
BNF Indonesia terpilih karena program-program yang dilakukan fokus pada merestorasi ekosistem hutan rawa gambut yang berada di Kalimantan Tengah. Hal tersebut sejalan dengan program dan tujuan dari UN Decade Digital Hub.
Bertepatan dengan hari lingkungan hidup sedunia di 5 Juni 2021, PBB mencanangkan 2021-2030 sebagai dekade untuk restorasi ekosistem atau UN Decade on Restoration Ecosystem, yang merupakan sebuah seruan untuk perlindungan dan kebangkitan ekosistem di seluruh dunia untuk kepentingan manusia dan alam.
Pemilihan tersebut disampaikan melalui pesan daring dari UN Decade on Ecosystem Restoration, Knowledge Coordination and Digital Community Expert, Laura Deal, Jumat (4/6/2021) lalu.
“Selamat, dan selamat datang di Decade Hub’s Founding 50. Kami bangga memiliki anda bersama kami untuk peluncuran Hub dan Decade yang akan datang,” kata Laura melalui pesan daring.
Laura mengatakan bahwa pihaknya memilih program yang dijalankan oleh BNF untuk menampilkan beragam bentuk restorasi ekosistem yang berbeda-beda namun dapat dijadikan inisiatif bagi beberapa model anggota komunitas yang sedang dicari oleh pihaknya.
Ia juga berpesan, hal ini merupakan kesempatan untuk membagikan profil dan program yang telah dilakukan melalui media sosial agar pihaknya dapat mengikuti setiap program restorasi ekosistem yang telah dilakukan dengan baik oleh BNF Indonesia.
“Silakan gunakan tagar #Founding50 agar kami dapat mengikuti penyebaran kabar baik anda. Selain itu juga dapat menggunakan tagar #GenerationRestoration dan/atau #WorldEnvironmentDay untuk membantu pengguna media sosial lain yang berpikiran sama untuk menemukan profil anda,” ucapnya.
Selain BNF Indonesia, ada juga lembaga yang terpilih sebagai anggota pendiri UN Decade Digital Hub on Ecosystem Restoration yakni Fairventure, yang juga beroperasi di Indonesia. Program restorasi ekosistem yang dilakukan oleh dua lembaga ini, diyakini baik oleh UN Decade Digital Hub dalam merestorasi ekosistem di Indonesia khususnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan BNF Indonesia, Juliarta Bramansa Ottay mengatakan, pihaknya sangat bangga bahwa BNF sebuah lembaga di Kalimantan Tengah (Kalteng), dapat terpilih sebagai salah satu dari 50 pendiri HUB Digital UN Decade tersebut. HUB Digital UN Decade merupakan sebuah platform online yang menampilkan proyek-proyek restorasi dalam aksinya dan menunjukan bagaimana proyek di akar rumput memiliki dampak positif kepada kebutuhan global.
“Di BNF kami bekerja untuk memulihkan hutan rawa gambut di Taman Nasional Sebangau yang merupakan kerja keras bersama Balai Taman Nasional Sebangau (BTNS) dan Centre For International Cooperation In Sustainable Management of Tropical Peatland (CIMTROP) Universitas Palangka Raya. Ini merupakan bagian dari kampanye program kami untuk penanaman satu juta pohon,” ujarnya.
Menurut Juliarta, hutan rawa gambut tropis di Indonesia merupakan rumah keanekaragaman hayati dan karbon yang penting secara global, memulihkan ke keadaan semula sangatlah penting. Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk melindungi dan memulihkan hutan rawa gambut dan kami bangga dapat berkontribusi dalam tujuan penting ini.
“Kami semua di BNF sangat senang dan berbangga atas pengakuan internasional terhadap upaya kami dan semoga mendorong semakin banyak dukungan publik untuk kegiatan kami juga untuk mitra-mitra lainnya hingga tercapai perubahan yang lestari,” imbuhnya.
Di sisi lain, Co Direktur BNF Internasional, Simon Husson melalui pesan daring mengucapkan selamat kepada semua orang yang telah mengembangkan dan mengimplementasikan inisiatif restorasi yang telah dilakukan BNF Indonesia selama ini dan sekarang ditampilkan dalam skala global.
“Semua usaha yang telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir untuk merestorasi ekosistem mulai dipandang oleh lembaga-lembaga di dunia. Hal ini akan menjadi semangat BNF Internasional maupun BNF Indonesia untuk tetap terus bekerja dalam program merestorasi ekosistem yang rusak khususnya di Kalteng,” tukasnya. (Ra)