PALANGKA RAYA, KaltengEkspres.com – Jajaran Komisi II DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar kunjungan kerja ke PT. Erna Djuliawati, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), guna meninjau serta memastikan pelaksanaan pengelolaan hutan lestari dengan mempertimbangkan aspek produksi, ekologi lingkungan dan sosial dalam pengelolaan hutan.
“Seperti yang kita ketahui, walaupun berkantor pusat di Pontianak, namun perusahaan ini beroperasi di Kecamatan Seruyan Hulu, Kabupaten Seruyan dan Kecamatan Tumbang Hiran, Kabupaten Katingan,” kata Ketua Komisi II DPRD Kalteng, Lohing Simon, Jum’at (28/5/2021).
Lebih lanjut dijelaskan, dalam pelaksanaan sistem silvikultur, PT. Erna Djuliawati telah melaksanakan Keputusan Direktorat Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL), Bina Produksi Kehutanan Tanggal 20 Juli 2004 Nomor : SK.194/VI-BPHA/2004, tentang Penunjukan Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan (IUP) Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam Sebagai Model Pembangunan Sistem Silvikultur Intensif (SILIN), yang merupakan sebuah konsep untuk meningkatkan produktivitas hutan, merehabilitasi hutan, dan menjaga fungsi ekologi hutan.
“Rata-rata produksi PT. Erna Djuliawati bervariasi dari 250.000-350.000 m3 per tahun. Semua produksi diangkut ke Kabupaten Sanggau di Kalbar, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik industri kayu lapis, dengan melaksanakan Keputusan Direktorat Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL), Bina Produksi Kehutanan Tanggal 20 Juli 2004 Nomor : SK.194/VI-BPHA/2004PT,” ucapnya.
Selain itu, sambung Politisi PDI Perjuangan ini, PT. Erna Djuliawati juga telah melaksanakan program Corporate Social Responsilibity (CSR) dengan baik. Perusahaan tersebut juga saat ini telah menyediakan dokter layanan medis serta layanan transportasi gratis untuk masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan.
“Bahkan mereka secara aktif berpartisipasi dalam berbagai acara keagamaan, mendukung rumah ibadah dan meminta masukan dari masyarakat mengenai situs-situs penting secara budaya dan kemudian melindungi situs-situs tersebut dari penebangan. Kemudian mereka juga mendirikan mendirikan sekolah, memperkerjakan guru dan memberikan beasiswa,” pungkasnya. (Ra)