PANGKALAN BUN, KaltengEkspres.com – Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun menggelar rapat koordinasi (rakor) pelaksanaan vaksinasi covid-19 tahap pertama, Kamis (14/1/2021). Kegiatan rapat tersebut dihadiri langsung oleh Direktur RSSI Pangkalan Bun, dr. Fachruddin.
Fachruddin mengatakan, bahwa vaksin tahap pertama ini dilakukan bagi warga yang lolos verifikasi pendaftaran melalui aplikasi ‘Peduli Lindungi’.
Kemudian ke pos dua, dilakukan skrining dan anamnase oleh tenaga medis yang sudah mengikuti pelatihan. Di pos ini calon penerima vaksin akan diperiksa secara detail termasuk ada tidaknya penyakit penyerta (comorbid).
“Pos dua ini akan diberikan pertanyaan tentang ada tidaknya penyakit bawaan. Jika calon penerima vaksin tidak memenuhi persyaratan, maka dia tidak boleh menerima vaksin,” ungkap dr. Fachruddin
Lebih lanjut Fachruddin menjelaskan jika lolos di pos dua, maka tahapan berikutnya adalah pemberian vaksin corona yang berada di pos tiga. Usai disuntik, penerima vaksin akan menjalani masa observasi selama 30 (tiga puluh) menit di pos empat. Observasi ini untuk melihat gejala klinis yang muncul setelah pemberian vaksin atau Kejadin Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
“Selama masa observasi ini, akan dipantau gejala klinis yang muncul pasca pemberian vaksin. Jika timbul efek samping dari vaksin berupa gejala klinis akan dimasukkan ke kamar KIPI,”ujarnya.
Fachrudin menegaskan, bahwa efek samping yang muncul atau KIPI tidak membahayakan. Biasanya gejala yang muncul adalah faktor alergi seperti vaksin-vaksin lainnya.
“Kita juga sudah praktikkan dalam simulasi bila muncul KIPI setelah disuntik. Biasanya karena alergi seperti vaksin lain. Ini bisa ditangani oleh petugas,”ucapnya.
Karena harus melalui empat prosedur, pelaksanaan vaksin ini akan memakan waktu 30-50 menit tiap orang. Sehingga nanti diperkirkan dalam sehari, RSSI hanya bisa menyuntik 10 sampai 15 orang.
“Untuk pelaksanaan pemberian vaksin ini masih kita bicarakan. Tetapi akan dilakukan secepatnya,”tandasnya. (wir/hm)