Pasien Dalam Pengawasan Covid-19 RSSI Pangkalan Bun Menjadi 4 Orang

Bupati dan Wabup Kobar ketika memantau ke RSSI Pangkalan Bun, baru-baru ini. Foto : dok

PANGKALAN BUN, KaltengEkspres.com – Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkait virus Corona atau Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng kini bertambah menjadi 4 orang.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kobar Achmad Rois menuturkan, sesudah dilakukan kunjungan Bupati Kobar Nurhidayah ke ruang Isolasi RSSI Pangkalan Bun Selasa sore (17/3), setelah itu RSSI Pangkalan Bun melaporkan ada satu kasus status PDP pasien ke 3 dari Pangkalan Bun.

“Malamnya ada satu lagi PDP dari rujukan Rumah Sakit Kabupaten Sukamara, jadi total yang dirawat saat ini di ruang isolasi RSSI Pangkalan Bun ada 4 PDP,” ujar Rois, Rabu (18/3/2020).

Menurut Rois, untuk kasus 3 dan 4 PDP tersebut mengalami gejala suhu 38 derajat celcius ke atas, kemudian mengalami batuk dan pilek, serta pneumonia.

“Saat ini ruangan isolasi sudah penuh hanya kapasitas 4 orang, nantinya jika ada tambahan pasien bisa digunakan ruang VIP lama dengan kapasitas 16 ruangan,” tandasnya.

Rois menerangkan, untuk kasus 3 PDP ada riwayat perjalanan dari Jakarta, sedangkan untuk kasus 4 PDP masih dilakukan penggalian informasi terkait riwayat perjalanannya. “Salah satu yang kita pegang adalah riwayat perjalanan dari daerah tertular,” terangnya.

Sementara itu, Rois juga mendapatkan laporan dari Puskesmas, ada 4 Orang Dalam Pemantauan (ODP), dua orang diantaranya merupakan TKW yang baru pulang dari negara Singapura, satu orang memiliki riwayat perjalanan dari negara Malaysia dan satu orang lagi riwayat perjalanan dari Jogjakarta.

“Untuk sampel ke empat PDP akan kita kirim bersamaan ke Balai Laboratorium Surabaya,” tambahnya.

“Statusnya orang dalam pemantauan, kondisinya baik, belum ada gejala-gejala, hanya kita pantau selama 14 hari. Sistem Kewasapadaan Dini dan Respon (SKDR) kita tata dan mantapkan tujuannya untuk menemukan sedini mungkin gejala yang mengarah klinis sepeka mungkin. Mereka kerja untuk melakukan deteksi dini, ketika deteksi dini jalan dan menemukan orang-orang punya riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit, kita bisa melakukan pencegahan,” katanya. (yus)

Berita Terkait