SAMPIT, KaltengEkspres.com – Tak mau hanya menerima laporan terkait pelaksanaan pengerjaan proyek multiyears, Bima Santoso, Ir. Perdamean Gultom dan M. Anwar Kurniawan dari Komisi IV DPRD Kotim turun langsung ke lapangan, meninjau proyek peningkatan pembangunan jalan penghubung, antara kecamatan Cempaga menuju Kecamatan Seranau, Kamis(19/3).
”Hari ini kami turun langsung kepalangan, untuk melihat progres pembangunan jalan proyek multiyears dari Desa Cempaka Mulia Timur Kecamatan Cempaga sampai dengan Kelurahan Mentaya Seberang Kecamatan Seranau. Dari pengerjaan proyek yang dilihat cukup mengejutkan. Kami tidak yakin penyelesaian pekerjaan proyek ini sesuai waktu yang ditetapkan, yaitu pada 20 Mei 2020 mendatang, sementara penimbunan dan pembangunan 18 Box Culvert masih banyak,” ungkap Bima Santoso Anggota Komisi IV Fraksi PKB kepada KaltengEkspres.com saat peninjauan
Saat berada di lokasi, dikatakan bahwa pihaknya tidak menjumpai pengawas dari pihak Dinas PU Kotim, yang seharusnya dinas terkait wajib melakukan pengawasan terhadap proyek yang sedang berjalan.
“Saat berada di lokasi kami tidak menjumpai pengawas dari Dinas PU, yang ada hanya pengawas lapangan dari pihak kontraktor, sementara anggaran untuk pengawasan ini cukup besar, ini yang patut dicurigai bahwa akan hadirnya laporan pengawasan fiktif,” ucap Bima.
Namun menurut Bima, selain tidak adanya pengawas PU, pihaknya menjumpai juga hal janggal lainnya, bahwa Badan jalan yang berada di Km 24 sampai Km 31, tampak badan jalan terlihat semakin mengecil.
“Padahal kan lebar badan jalan rata-rata harus 12 meter, ini malah hanya jadi 8 meteran,” bebernya.
Sementara Peningakatan Proyek jalan penghubung tersebut, dimulai dari Cempaka Mulia, Kampung Melayu, Kecamatan Cempaga dan Seranau, yang diketahui melewati beberapa desa, diantaranya Dusun Tewah Desa Luwuk Bunter, Desa Terantang, Desa Terantang Hilir, Desa Batuah dan Desa Seragam Jaya, serta juga tembus ke Jalan Kelurahan Mentaya Seberang Kecamatan Seranau.
“Dengan adanya jalan multiyears ini, masyarakat sangat terbantu sekali. Sebelum adanya akses jalan ini, masyarakat dulunya menjual hasil tani dan perkebunan melewati jalur sungai, akan tetapi setelah akses jalan ini terbuka mobil-mobil pikap para pembeli, dapat langsung menuju ke belakang kampung,” katanya. (Ry)