PALANGKA RAYA, KaltengEkspres.com – Provinsi Kalteng alami inflasi sebesar 0,39 persen pada bulan November 2019. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah (BPS Kalteng) Yomin Tofri dalam jumpa pers yang dilaksanakan di Aula Kantor BPS setempat, Senin (2/12/2019).
“Dari 82 kota pantauan IHK nasional, 57 mengalami inflasi dan 25 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Manado (3,30 persen) dan deflasi tertinggi di Tanjung Pandan (1,06 persen). Palangka Raya dan Sampit menempati peringkat ke-11 dan ke-29 kota inflasi tertinggi di tingkat nasional,” kata Yomin.
Menurut dia, Inflasi di Palangka Raya (0,46 persen) dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok bahan makanan (1,94 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,49 persen), sandang (0,35 persen), dan kesehatan (0,34 persen).
Adapun Inflasi di Sampit (0,26 persen) dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok bahan makanan (1,36 persen), makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,39 persen), dan kesehatan (0,20 persen).
Sementara itu berdasarkan dua kota acuan (Palangka Raya dan Sampit), Provinsi Kalimantan Tengah mengalami inflasi (0,39 persen) yang diikuti oleh laju inflasi tahun kalender (1,78 persen) dan tingkat inflasi tahun ke tahun (3,02 persen) yang cukup rendah.
Komponen harga bergejolak (volatile foods) menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di Palangka Raya (0,41 persen) dan Sampit (0,39 persen). (ap)