KASONGAN, KaltengEkspres.com– Pasca penutupan prostitusi di Kabupaten Katingan, yakni di KM 19 Desa Hampalit dan Bukit Tenjek Desa Samba Danum, pada 23 Oktober 2019 lalu, berdampak sepinya aktivitas warga.
Dari pantauan Kalteng Ekspres.com, di lokalisasi KM 19 Desa Hampalit sudah tidak ada lagi aktivitas hiburan baik karaoke maupun lainnya. Semua jenis hiburan tersebut terlihat sudah tutup total.
“Dampak dari penutupan lokalisasi sangat berpengaruh terhadap pendapatan di warung saya, jika dulunya pendapatan bisa diatas Rp 500 ribu, dan sekarang berbeda, karena sepi jadi dibawah Rp 200 ribu saja. Saya tetap bersyukur,” terang Sarsini kepada KaltengEkspress.com, Sabtu (2/11/2019).
Demikian juga diutarakan Sulasih eks mucikari (pemilik kafe). Dirinya mengeluhkan masalah kebutuhan dalam keluarganya, karena suaminya sekarang hanya bekerja sebagai penambang puya/zirkon yang hasilnya tidak menentu.
“Kami punya rumah di sini mau usaha apa sekarang sepi. Saya berharap kepada pemerintah mau membeli rumah kami agar kami bisa pindah rumah dan kalau ada sisa mau buka usaha” katanya.
Senada dengan Sulasih, Asih pemilik eks kafe Yofi juga mengungkapkan, keinginannya terhadap pemerintah agar membeli rumahnya dengan harga yang wajar.
“Sekarang kami tidak punya usaha, pekerjaan tetap juga tidak ada kami pengen pindah jika rumah kami dibeli” ujarnya. (ris)