BUNTOK, KaltengEkspres.com – Kabut asap yang masih saja tebal di beberpa wilayah di Kalimantan Tengah (Kalteng) khususnya di wilayah Kabupaten Barito Selatan (Barsel) membuat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga Pencinta Lingkungan Hidup Nusantara (LPLHN) Provinsi Kalteng terpanggil, untuk membantu masyarakat meminimalisir dampak dari terpapar polusi asap dengan membagikan masker.
Pasalnya, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu tidak saja membuat mata perih, kesehatan masyarakat juga sangat terganggu, ini terbukti meningkat drastis angka penderita penyakit ISPA, sehingga pihak sekolah di Barsel terpaksa diliburkan.
Dengan slagon, “LPLHN Peduli Bencana Asap” beberapa aktivis yang tergabung dalam LSM pencinta Lingkungan itu turun ke jalan membagikan lebih enam ribu masker kepada masyarakat Barsel, Minggu (22/9/2019).
Ketua DPD LPLHN Kalteng H. Raden Sudarto, SH mengatakan, kedepan pihaknya akan bekerjasama dengan pihak swasta bersama pemerintah daerah akan menggalakan upaya prepentif terhadap bencana asap bukan berkutat pada aksi rehabilitatif nya dan bencana banjir luapan sungai Barito sebagai sumber air untuk hidup yang harus di jaga kelestariannya.
Sedangkan, Wakil Ketua Nanang Suhaimi yang didampingi beberapa pengurus lainya saat dibincang Kalteng Ekspres.com disela- sela membagikan masker kepada masyarakat mengakui, bahwa pihaknya memanfaatkan HUT barsel ke-60 karena banyak kegiatan seperti pawai budaya dan Barsel expo yang menjadi andalan warga Barsel dan sekitarnya, momen ini memudahkan tersebarnya masker secara lebih efektif.
Senada diungkapkan Penasehat DPD LPLHN Kalteng, Zulkarnain. Menurut dia, bencana kabut asap di DAS Barito sebenarnya bisa dicegah sedini mungkin karena pada setiap tahun apabila intensitas curah hujan tinggi dan merata maka ancaman bencana banjir pasti mengintai kabupaten yang berada tepat di sisi sungai Barito.
Mengingat sungai Barito adalah sungai terbesar di Indonesia sehingga akan berdampak luas begitupun sebaliknya bila curah hujan rendah dan terjadi berturut-turut dalam dua sampai tiga bulan maka potensi kebakaran hutan dan lahan pasti terjadi.
“Kesiagaan aparat dan masyarakat tinggal konsen pada pencegahan dan antisipasi dininya, jika dibanding di daerah lain di Indonesia bencana seperti gempa hingga hingga tsunami, tanah longsor, gunung meletus adalah bencana yang susah di prediksi,” ungkapnya.
Ditempat terpisah juga salah satu aktivis lingkungan Herman Susilo selaku koordinasi aksi lapangan (korlap) menjelaskan, masker yang rencana mereka bagikan kepada masyarakat sebanyak 9.000 lembar, selain dari DPD LPLHN Kalteng sendiri secara swadaya terkumpul 1.000 pcs masker, juga diperoleh dari sumbangan dua perusahaan swasta yang ada di daerah Barsel, yakni PT. Multi Tambang Jaya (MUTU) dan PT. Golden Agro Sejahtera (GAS).
“Selain yang kami sediakan sekitar 1.000 pcs, kami juga mendapatkan sumbangan langsung dari PT. MUTU sebanyak 500 pcs dan dari PT. GAS sebanyak 7.500 psc” terangnya.
Selain membagikan masker gratis, pihaknya juga melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) serta dampak yang timbul.Untuk itu pihaknya mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah perduli dan membantu DPD LPLHN hingga kegiatan bisa terlaksana dengan baik.
“Harapan kita kegiatan seperti ini bisa berkelanjutan, sehingga kita meminta pemerintah daerah maupun perusahaan yang ada di Kalteng dapat membantu dan bekerjasama dengan DPD LPLHN Kalteng,” tandasnya. (rif)