

PALANGKA RAYA, KaltengEkspres.com – Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Fahrizal Fitri menyebut bencana kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tahun 2015 lalu, harus menjadi pelajaran bersama. Sehingga di tahun-tahun ini, kejadian serupa tidak terulang lagi dengan gencar melakukan penanggulangan secara bersama.
Hal ini disampaikannya, saat membuka kegiatan pelatihan teknis pengkajian kebutuhan pascabencana atau Jitu Pasna di Palangka Raya, Rabu (24/7/2019).
Fahrizal mengatakan, bencana karhutla ini memang sering terjadi di wilayah Kalteng. Sedangkan sisanya seperti tanah longsor maupun gempa bumi hampir tidak ada. Kendati ada, hanya skala kecil. Untuk karhutla, lanjut dia, pada tahun 2015 lalu, Kalteng pernah mengalami kabut asap yang sangat mengganggu semua aktifitas tidak terkecuali kesehatan masyarakat.
“Pasca 2015, ancaman karhutla mampu ditekan. Hal ini tidak lepas atas keterlibatan aparat TNI dan Polri serta pihak terkait sehingga pencegahan mampu dilaksanakan dengan baik,”kata Fitri.
Untuk itu lanjut dia, agar kejadian di tahun 2015 tak terulang lagi, semua pihak harus terlibat melakukan penanggulangan. Tak hanya mengharapkan atau mengandalkan tim terkait.
Sementara itu, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran atau BPB-PK Kalimantan Tengah, Mofit Saptono Subagio mengatakan, pelatihan tersebut dilakukan berkaitan dengan bencana yang telah terjadi.Dengan pelatihan tersebut, diharapkan dapat mengembalikan wilayah yang terdampak bencana. (as/adv)