

PALANGKA RAYA, KaltengEkspres.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng mengejak semua stakeholder untuk terlibat dalam mewujudkan restorasi gambut. Sehingga upaya pemulihan lahan gambut yang rusak akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ini bisa terealisasi.
“Pada tahun 2015 lalu kejadian karhutla menjadi preseden buruk bagi kita semua. Akibat peristiwa itu saat ini kita berupaya untuk melakukan perbaikan terhadap lahan gambut yang rusak, diantaranya melalui program pembangunan sumur bor guna pembasahan atau penyediaan air, dengan demikian mampu menurunkan jumlah kebakaran lahan,”ungkap Sekda Provinsi Kalteng, Fahrizal Fitri pada Rapat Koordiasi Restorasi Gambut Provinsi Kalteng 2019 di Ballroom Swissbell Hotel, Selasa (30/7/2019).
Menurut Fahrizal Fitri, tahun 2015 lalu angka kebakaran kurang lebih mencapai 92 persen, sedangkan luasan lahan terbakar turun menjadi kurang lebih 90%. Hal ini kata dia, harus diupayakan oleh pemerintah daerah melalui satgas pemadam kebakaran lahan yang berjenjang mulai dari struktur provinsi, kabupaten/kota sampai kecamatan, desa dan kelurahan untuk bersama menekan angka karhutla di daerah masing-masing. Sehingga kejadian serupa tak terulang lagi.
Dirinya berharap, koordinasi ini bisa membangun komitmen dan kesungguhan dalam melaksanakan program berkenaan dengan restorasi gambut ini.
Sekda juga mengajak kepada Bupati Camat dan Kepala Desa atau Lurah yang akan melaksanakan Restorasi Gambut, untuk manfaatkan dan optimalkan aset-aset restorasi yang sudah terbangun untuk pelestarian lahan gambut dan kesejahteraan masyarakat.
“Karena ini adalah tanggungjawab kita semua bahwa bagaimana kita menjaga kawasan gambut kita dari kejadian kebakaran di kawasan tersebut karena dia memiliki matrial di bawah lapisan permukaan untuk memiliki dampak kebakaran besar pada kawasan kawasan kawasan dataran lebih tinggi,”ujarnya.
Sementara itu Kepala Badan Restorasi Gambut, Nazir Foead, mengatakan, masalah lingkungan hidup ini menjadi perhatian serius oleh Presiden RI Joko Widodo dan ini menjadi fokus besar Presiden dalam pemerintahan 5 tahun kedepan. Selama 5 tahun ini, ada kurang lebih 100 program prioritas restorasi gambut yang setiap bulan dilaporkan kepada Presiden.
Presiden, kata Nazir sangat memperhatikan dan peduli atas kesehatan lahan Gambut yang juga merupakan sumber air, kalau salah cara pengolahannya, maka menjadi sumber penyakit, karena kabut asap yang tidak sehat.
“Kita harus berkomitmen untuk menjaga indonesia agar bebas dari kabut asap yang berdampak buruk dari segala aspek, baik ekomomi maupun kesehatan masyarakat”,paparnya. (ed/adv)