PALANGKA RAYA, KaltengEkspres.com – Sedikitnya 2.000 orang peserta Seminar Internasional dan Ekspedisi Napak Tilas Damai Tumbang Anoi 1894 di Cagar Budaya Rumah Betang Damang Batu, Desa Tumbang Anoi, Kecamatan Damang Batu, Kabupaten Gunung Mas dilepas Ketua DAD Provinsi Kalteng Agustiar Sabran sekaligus mewakili Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran melepas keberangkatan peserta. Keberangkatan peserta dilepas dari Rumah Betang Hapakat jalan RTA Milono, Minggu (21/7/2019).
Ketua DAD Provinsi Kalteng, Agustiar Sabran mengatakan, Seminar Internasional dan Ekspedisi Napak Tilas Damai Tumbang Anoi 1894 ini, dilaksanakan sejak 22 – 24 Juli 2019 mendatang. Diharapkan dapat menghasilkan buah pemikiran, ide-ide cemerlang guna menyusun konsep pembangunan berkeadilan bagi Suku Dayak.
“Disamping itu mengangkat harkat dan martabat masyarakat Dayak se Kalimantan bahkan dunia. Kemudian membarantas kemiskinan, ketertinggalan dan membuka keterisolasian,”ungkap Agustiar saat membacakan sambutannya.
Sementara Ketua Panitia, Dagut H Djunas mengatakan, jumlah peserta dalam Seminar Internasional ini sebanyak 2.000 orang besarsal dari seluruh Kalimantan. Untuk dari Kalteng yang berangkat sebanyak 1.000 orang peserta selebihnya ada yang sudah tiba di lokasi dan sebagian berangkat langsung dari kabupaten masing-masing, termasuk ada beberapa peserta dari Negara Malaysia, dan Bunei Darusalam.
Menurutnya, kegiatan di Tumbang Anio ada dua yakni Napak Tilas Damai Tumbang Anoi dan seminar tentang bagaimana masyarakat Dayak bersikap, terkait sumber daya yang melimpah di Kalimantan Tengah ini, masyarakat Dayak diharapkan menjadi tuan di tanah Dayak sendiri, tidak ditinggalkan.
“Dengan demikian masyarakat Dayak ada hak untuk kesejahteraan masyarakatnya, dipilihnya desa Tumbang Anio karena disana merupakan titi bersejarah perdamaian Tumbang Anoi 1894 yang digagas oleh seorang tokoh Dayak bernama Damang Batu,”ujarnya.
Lantaran tujuan perdamaian Tumbang Anoi 1894 tersebut tambah dia, untuk mendamaikan masyarakat Dayak, tidak ada lagi berkelahi antar desa, serang – menyerang antar aliran sungai dan penghapusan kayau (potong kepala), penghapusan budak dan masalah yang ada. (ed/adv)