PALANGKA RAYA, KaltengEkspres.com – Salah satu upaya pencegahan teroris yang perlu dilakukan adalah dengan penyebarluas informasi mengenai terorisme kepada tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, tokoh pemuda, tokoh agama, budayawan dan para pelajar di berbagai lembaga pendidikan. Pemahaman tentang ideologi yang salah termasuk ajaran-ajaran radikalisme terorisme akan sangat membahayakan moral dan pola pikir masyarakat, terutama para pelajar dan generasi muda.
Terkait dengan hal tersebut, maka penyebarluasan pengetahuan mengenai terorisme ini dapat disampaikan dan dipahami oleh masyarakat sekaligus sebagai upaya melawan paham-paham terorisme ini dengan menanamkan nilai-nilai budaya damai sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Demikian diungkapkan Sekda Provinsi Kalteng, Fahrizal Fitri melalui Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Endang Kusriatun pada saat membuka acara “SATU INDONESIA” Lomba Video Pendek dan Diskusi Film yang digagas oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme, di Hotel Luwansa, Kamis (27/6/2019).
Acara ini dihadiri, Kasubdid Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Dr. Andi Intang Dulung, Ketua Bidang Pemuda dan Pendidikan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalteng, Dr. Drs. Sabian Utzman serta Polda Kalteng.
Endang Kusriatun menjelaskan, upaya pencegahan radikalisme dapat dilakukan melalui kepala dinas terkait dan kepala sekolah serta lembaga-lembaga pendidikan lainya baik formal maupun non formal. Pelibatan mereka dalam hal ini, khususnya fungsional pada lomba “Video Pendek” dengan thema “SATU INDONESIA” dapat menumbuhkan kecintaan pada budaya bangsa Indonesia serta nasionalisme kepada Indonesia.
Untuk itu lanjut dia, upaya pencegahan terorisme dari berbagai bidang diharapkan dapat memutus rantai atau jaringan terorisme, termasuk upaya cegah dini, deteksi dini dan tanggulangi secara cepat.
“Kami juga berharap dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan peran penting mengenai ; pemahaman mengenai gerakan anti terorisme dan faktor faktor pendorong yang menyebabkan para peserta didik, pemuda, atau masyarakat lainnya terlibat dalam tindakan teroris. Kemudian mencegah terjadinya tindakan konflik menjadi tindakan radikal yang mengarah pada kekerasan,”ungkapnya.
Untuk itu tambah dia, diperlukan upaya untuk membangun dan memperkuat penanaman nilai-nilai budaya damai melalui pemahaman tentang kearifan lokal di bawah nilai-nilai Pancasila. Mendorong terbentuknya komunitas budaya damai sebagai bagian dari upaya pencegahan terorisme.
“Selain itu, saya juga mengajak semua kalangan masyarakat khususnya para tenaga pendidik dan peserta didik serta dinas terkait untuk bersama-sama melakukan pencegahan terorisme, yaitu mengajak sebanyak-banyaknya lembaga dan masyarakat untuk terlibat serta memperluas target perluasan upaya-upaya pencegahan,” tandasnya. (ed/adv)