Peminat Vaksin MR Seruyan Hanya Capai 40 Persen

KUALA PEMBUANG, KaltengEkspres.com – Disaat pemerintah sedang gencar pengguna vaksin Measle-Rubella (MR) di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Seruyan. Namun karena isu terkait bahan dari vaksin tersebut belum dinyatakan halal, membuat peminatnya sangat minim.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Seruyan Mahdiniansyah, saat ini peminat vaksin MR di Seruyan secara keseluruhan masih mencapai 40 persen dari yang sudah ditargetkan.

“Dari total target vaksin MR di Kabupaten Seruyan yaitu sekitar 58.000 balita dan anak- anak, baru sekitar 40 persen yang mampu kita penuhi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan Mahdiansyah, Rabu(12/09/2018).

Ia menjelaskan, rendahnya capaian tersebut diakibatkan sejumlah kendala yang dihadapi petugas kesehatan di lapangan, diantaranya banyaknya orang tua yang tidak ingin anak mereka divaksin.

“Penolakan dari orang tua tersebut dilatarbelakangi pernyataan resmi yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan vaksin MR mengandung enzim babi sehingga tidak halal digunakan,” katanya.

Namun disamping itu MUI juga menyatakan karena dalam keadaan darurat vaksin MR tetap boleh digunakan agar balita dan anak- anak terhindar dari serangan virus berbahaya, sayangnya hal tersebut tidak mempengaruhi masyarakat Seruyan yang mayoritasnya adalah muslim untuk menggunakan vaksin MR.

“Kami tidak dapat memaksa agar seluruh anak dapat divaksin, karena hal tersebut tergantung keputusan dari masing-masing orang tuanya,” katanya.

Berbagai upaya terus dilakukan Dinkes Seruyan untuk meningkatkan jumlah anak yang divaksin, sehingga potensi anak terkena serangan virus berbahaya dapat ditekan menjadi sekecil mungkin.

“Selama ini kita terus mengadakan kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran para orang tua agar anak- anaknya dapat segera divaksin, Hal tersebut dilakukan baik melalui kegiatan resmi ataupun mendatangi langsung ke lapangan,”ujarnya.

Mahdini juga menegaskan, bahwa petugas kesehatan di Kabupaten Seruyan tidak pernah berhenti mengingatkan bahaya yang dapat terjadi apabila anak tidak divaksin. Bahkan mereka memberikan contoh di sejumlah daerah di Kalimantan Selatan yang mengalami kejadian luar biasa dalam kasus ini. (vs)

Berita Terkait