

KUALA PEMBUANG, KaltengEkspres.com – Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kuala Pembuang, mengimbau kepada operator untuk menunda jadwal pelayaran ke berbagai tujuan yang akan melintasi Laut Jawa. Imbauan ini disampaikan karena berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) mengenai kondisi atau situasi gelombang di Laut Jawa mulai tinggi diperkirakan mencapai 2,5 meter lebih.
“Gelombang Laut Jawa saat ini mencapai hingga 2,5 meter lebih, kondisi gelombang itu jelas sangat membahayakan bagi pelayaran kapal, mengingat hampir semua kapal jenis yang berlayar dari Kuala Pembuang, rata-rata masih di bawah 100 GT,” kata Kepala Bagian Kelaikan Kapal KSOP Kuala Pembuang Abdullah di Kuala Pembuang, Senin (27/8/2018).
Besarnya gelombang yang terjadi sejak beberapa hari terakhir lanjut dia, bukan hanya menghambat pelayaran keluar Kuala Pembuang, akan tetapi juga pelayaran yang menuju Kuala Pembuang.
“Kami hanya bisa menyampaikan imbauan agar pelayaran dibatalkan sementara sambil menunggu cuaca dan gelombang laut kembali normal seperti biasa,”ujarnya.
Ia menjelaskan, sebelum cuaca benar-benar baik, pihaknya yang mempunyai otoritas akan sangat berhati-hati untuk mengeluarkan Surat Ijin Berlayar (SIB) bagi kapal-kapal yang akan berlayar, hal ini dimaksudkan demi menjaga keselamatan.
“Kita tegas saja, jika gelombang laut masih besar, maka SIB tidak kami keluarkan, beruntung pihak kapal masih bisa memaklumi dan mereka pun juga tidak mau memaksakan diri untuk tetap berlayar,”paparnya
Ia menambahkan, meski aktivitas pelayaran terhambat, namun kondisi tersebut tidak berpengaruh terhadap stok kebutuhan pokok yang ada di Seruyan, khususnya di Kuala Pembuang.
“Karena kebutuhan pokok dari Pulau Jawa sudah dipasok sebelum kondisi cuaca buruk. Jadi stok kebutuhan pokok relatif aman,”bebernya.
Sementara itu mengenai terhambatnya aktivitas pelayaran saat ini, sangat berpengaruh terhadap pasokan pasokan ikan laut ke para pedagang di sejumlah pasar tradisional.
“Karena cuaca sedang buruk, maka banyak nelayan yang tidak berani pergi melaut, akibatnya pasokan ikan menjadi berkurang, jadi saat ini di pasar lebih banyak ikan sungai atau ikan tambak seperti Bandeng,” ungkap Yati (37), salah satu pedagang di Pasar Sayur dan Ikan (SAIK) Kuala Pembuang. (vs)