SAMPIT, KaltengEkspres.com – Anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kotim mengambil sikap tegas dengan membongkar warung remang-remang yang dicurigai melakukan praktik prostitusi terselubung di ruas jalan lingkar selatan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Kotim, Jumat (18/5). Sedikitnya ada 28 warung remang-remang yang dicurigai membuka praktik prostitusi terselubung di kawasan setempat.
Kepala Satpol PP Kotim Rody Kamislam mengatakan, pemilik warung di kawasan setempat sebelumnya sudah diberikan tiga kali surat peringatan agar menghentikan aktivitas prostitusi terselubung tersebut. Namun karena peringatan tidak juga diindahkan, sehingga pihaknya dari Satpol PP Kotim menertibkan warung remang-remang tersebut.
“Ini komitmen kita untuk melakukan pembongkaran. Artinya, kita hari ini (kemarin, red) melakukan kegiatan pembongkaran secara seremonial terhadap beberapa warung. Namun nanti akan diteruskan untuk pembongkaran selanjutnya. Karena itu kita berikan deadline untuk segera melakukan pembongkaran sendiri, sebelum kita bongkar secara paksa,”terangnya kepada KaltengEkspres.com Jumat (18/5).
Menurut Rody, dalam kegiatan tersebut pihaknya melakukan pembongkaran tiga tempat. “Tidak mungkin hari ini bisa selesai semuanya, artinya secara seremonial sudah kita lakukan pembongkaran dan yang bersangkutan sudah bersedia untuk melakukan pembongkaran sendiri,” jelas Rody Kamislam.
Dijelaskan Rody, penertiban warung remang-remang tersebut tidak hanya saat bulan suci ramadhan saja, tetapi juga untuk bulan selanjutnya, karena kawasan tersebut harus bersih dari kegiatan prostitusi terselubung. “Kita akan pantau terus ke depannya,” jelas Rody.
Disampaikannya, ada sekitar 28 titik sudah mereka dipetakan. “Tetapi kita juga harus melihat fakta dan data di 28 titik ini. Makanya kita langsung turun lapangan untuk cek lokasi bangunan-bangunan ini. Setelah dibongkar, saya pastikan ini tidak boleh lagi berdiri. Kalau ada perkembangan lebih lanjut akan kita lihat lagi di lapangan,” uarinya.
Ia menyebut, penertiban warung remang-remang di kawasan tersebut menjadi prioritas karena letaknya berdekatan dengan pemukiman dan dekat dengan Kota Sampit. “Kawasan ini jadi prioritas pertama kita untuk dilakukan sterilisasi. Mungkin nenti akan disasar ke tempat-tempat lain yang dicurigai atau diduga membuka praktik prostitusi terselubung,”paparnya.
“Penertiban ini kita menurunkan sebanyak 40 personel yang dikerahkan untuk menertibkan kawasan tersebut. Selain itu juga ingin memastikan bahwa anggota yang diturunkan bertindak sesuai dengan instruksinya,”tandas Rodi.(MR)