Home / Kotim

Kamis, 14 Desember 2017 - 17:34 WIB

Umat Hindu Kaharingan Gelar Ritual “Tolak Bala” di Kotim

SAMPIT, KaltengEkspres.com – Umat Hindu Kaharingan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menggelar ritual tolak bala “Mampakanan Sahur Mamapas Lewu”. Ritua yang digelar rutin setiap penghujung tahun ini, dilaksanakan di taman Miniatur Budaya Jl. Sudirman Kamis (14/12). Event rutin Dinas Pariwisata Kotim tersebut dihadiri oleh Wabub Kotim H. Taufik Mukri, Plt. Sekda Halikinur, Waket DPRD Kotim,  Parimus, tokoh adat, ormas dan masyarakat.

Prosesi ritual tersebut diawali dengan “tapung tawar” kepada seluruh pejabat daerah yang hadir yang didudukkan secara berjajar di area pusat upacara rutual mamapas lewu. Disusul dengan prosesi manganjan yang artinya melakukan tarian manasai bersama mengelilingi bangunan tempat meletakkan sesajen (sesembahan).

Baca Juga :  Tiga Belas Korban KM Bunga Hati II Dievakuasi ke Sampit

Wabub Kotim H. Taufik Mukri mengatakan, prosesi mamapas lewu merupakan komitmen Pemkab Kotim untuk menjadikan acara ritual adat ini sebagai agenda pariwisata tahunan. “Ada banyak potensi wisata yang bisa dijadikan potensi menarik wisatawan di daerah ini, salah satunya adalah ritual mamapas lewu,”  kata Taufik Mukri saat membacakan sambutannya.

Ritual tersebut tambahnya merupakan tradisi dari nenek moyang yang mesti dilestarikan. Selain memiliki nilai religi juga sarat dengan nilai budaya.  “Pengambangan pariwisata juga mesti melibatkan masyarakat sehingga mereka juga memiliki akses ekonomi seiring dengan perkembangan pariwisata itu,”ungkapnya.

Baca Juga :  Pemuda Teluk Sampit Tewas Gantung Diri, Sempat Berteriak Minta Tolong

Sementara Ketua Panitia Mamapas Lewu, Drs. Pungkal menjelaskan, upacara adat tersebut merupakan upaya permohonan kepada para arwah leluhur agar daerah ini terbebas dari hal-hal yang tidak diinginkan yang sifatnya luar biasa.

“Ini tujuannya agar daerah kita dilindungi dari malapetaka besar yang bisa menghancurhan sendi-sendi kehidupan,” jelasnya.

Pihaknya juga meyakini jika ritual itu dilaksanakan, maka roh-roh leluhur yang dipanggil dan “diberi makan” dalam upacara itu akan melakukan pengamanan terhadap daerah dari gangguan luar. (FR)

Share :

Baca Juga

Kotim

Dianggap Melecehkan Kotim, Cuitan Akun Priyanto di Medsos FB Dipolisikan Warga

Kotim

Dewan Sebut PT BSP Garap Galian Tanah Tanpa Izin

Kotim

Polda Kalteng Selidiki Kasus Penembakan di Desa Tangar

Kotim

Warga Baamang Hulu Ditemukan Tewas di Kamar

Kotim

Seruduk Belakang Truk, Pengendara Motor Tewas

Kotim

Hantam Pintu Kanan Avanza, Pengendara Motor Terkapar Pingsan

Kotim

Masyarakat Kotim Diimbau Jangan Membakar Lahan

Kotim

Berpacu dengan Waktu, Satgas TMMD Maksimalkan Pengerjaan Jembatan