SAMPIT, KaltengEkspres.com – Tak banyak yang tahu ternyata di Desa Samuda Besar Kecamatan Mentaya Hilir Selatan terdapat sebuah makam keramat yang juga kerap dikunjungi oleh wisatawan religi lokal. Kendati demikian keberadaan makam yang usianya ratusan tahun tersebut tidak sepopuler makam Syekh Basiri Bin Syaidullah di Desa Pelangsian atau kubah makam di Desa Ujung Pandaran, karena belum begitu terekspos.
Untuk menuju lokasi ini, Kalteng Ekspres.com menempuh perjalanan sejauh kurang lebih 5 kilometer dari Jalan HM Arsyad menuju di Desa Samuda Besar. Sesampainya di lokasi, barulah melihat makam yang dikeramatkan oleh warga setempat. Makam ini terletak di tepi sungai Mentaya. Kunjungan KE singkatan dari Kalteng Ekspres.com, langsung didampingi oleh Sekdes Samuda Besar, Sutardi.
Kendati dibuatkan bangunan kubah dan tempat peziarah bersantai namun kondisi bangunannya telah tua dan memprihatinkan, juga dipelihara oleh seorang juru kunci berusia lanjut warga setempat.
Kades Samuda Besar, Muslikhul menceritakan, makam tersebut merupakan makam Syekh Abdul Hamid Bin As’ad, yang merupakan aset desa selama ratusan tahun. Syekh Abdul Hamid adalah ulama yang memiliki tingkat kewalian pada masa lampau.
“Sejarah yang kami dapatkan dari para orang tua terdahulu yang bersemayam di makam tersebut adalah orang yang sebelumnya dipercaya makamnya di kubah Pantai Ujung Pandaran. Yang di Ujung Pandaran itu hanyalah tempat pemandian jasadnya saja, sedangkan orangnya dimakamkan di makam yang ini,” kata Muslikhul.
Peziarah cukup banyak jika hari-hari besar, namun hari-hari biasa berkisar 3-10 orang, baik dari desa Samuda Besar maupun dari desa lain yang terdekat. Kendati demikian pihak pemkab telah melakukan akses perbaikan jalan dari jalan besar menuju ke arah makam tersebut, agar para peziarah lebih mudah aksesnya ke salah satu potensi wisata religi tersebut. (FR)