SAMPIT, Kaltengekspres.com– Kondisi ruas Jalan Samuda-Ujung Pandaran, khususnya yang berada di antara Desa Parebok dan Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit semakin memprihatinkan. Kerusakan berupa lubang di sana sini terlihat hampir dibagian jalan di Desa Parebok, Desa Regei, Desa Kuin Permain hingga Desa Lampuyang.
Kondisi ini tentu membuat rawan terjadinya kecelakaan bagi para pengendara yang melintasinya. Terutama saat melintasi ruas jalan pada malam hari. Padahal jalan tersebut terlihat baru saja diperbaiki. Warga setempat menuding armada angkutan buah kelapa yang menjadi penyebabnya. Pasalnya ruas jalan tersebut kemampuan tonasenya hanya 8 ton, karena bukan konstruksi cor beton.
Anang, salah seorang warga Samuda mengungkapkan, armada pengangkut buah kelapa sangat besar tonase nya, dengan panjang bak hingga 10 meter dengan muatan hingga 20 ton.
“Truk ukuran besar itu hampir tiap hari melintas di jalan ini terkadang parkir di tepi jalan hingga mengganggu lalu lintas. Kita berharap, agar instansi terkait mengawasi armada angkut yang berpotensi merusak jalan yang sudah dibangun oleh pemerintah ini,”ungkap Anang kepada Kalteng Ekspres.com Selasa (28/11/2017).
Sementara Ketua Asosiasi Pengusaha Kelapa Kotim, Saprudin mengakui jika angkutan buah kelapa bisa cepat merusak jalan jika tanpa pengawasan dan aturan yang ketat.
“Masyarakat pemilik kebun kelapa memang merasa terbantu dengan arus pemasaran kelapa ke luar daerah, tapi hendaknya ada pengawasan dan penertiban terhadap angkutan kelapa yang melebihi tonase jalan yang mengakibatkan jalan menjadi rusak,” kata Saprudin Selasa (28/11/2017). (FR)