PALANGKA RAYA, KaltengEkspres.com – Kabut asap kian pekat, bahkan berdasarkan data Indek Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Palangka Kaya berada pada Indeks 495 dengan kategori Berbahaya. Hal ini menjadi perhatian serius kalangan DPRD Kota Palangka Raya.
Anggota Komisi C DPRD Palangka Raya, Surileli N Ladung mendorong Pemerintah Kota (Pemkab) Palangka Raya, agar menambah anggaran dalam rangka pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) serta dampaknya khususnya terhadap kesehatan masyarakat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng lanjut dia, yang merupakan garda terdepan dalam pencegaha Karhutla, perlu menjadi perhatian serius pemerintah khususnya bantuan anggaran ketersediaan peralatan, sarana dan prasarana, personel, mobil pemadam, mesin pompa air, selang, dan peralatan teknis lapangan lainnya untuk memadamkan api.
“Banyak kekhawatiran jika karhutla ini tak bisa segera tertangani, maka bencana kabut asap layaknya tahun 2015 silam bisa terjadi lagi. Tapi kita berdoa supaya bencana kabut asap tersebut tidak terulang lagi,” ungkap Surileli, Senin (12/8/2019).
Menurutnya, mengingat kebakaran lahan yang terjadi, kerap berada di dekat kawasan permukiman masyarakat, sehingga bisa saja merembet membakar rumah dan properti masyarakat bahkan membahayakan keselamatan warga.
“Intinya, dampak karhutla ini sangat luas, mulai dari kesehatan, pendidikan, sosial hingga ekonomi akan terpengaruh olehnya,” ujar Surileli.
Surileli juga mengkritisi, jika proses pemadaman api melalui jalur udara kurang efektif untuk memadamkan api yang membakar lahan gambut. Dengan dana operasional transportasi udara yang begitu besar sebut dia, maka ada baiknya dialokasikan untuk penyediaan sarana dan prasarana bagi petugas lapangan yang masih kurang.
“Tentu akan lebih efektif dipadamkan jika lahan gambut yang terbakar, disuntik langsung dengan air melalui selang pemadam. Jika lewat udara tidak maksimal, saya rasa lebih baik dananya dialihkan untuk memenuhi kebutuhan personil yang ada di darat,” tandasnya. (ed)