PANGKALAN BUN, Kaltengekspres.com – Asfianoor alias Iyal (27), pelaku pembunuh bidan cantik Dini Prasetyani, dihadiahi timah panas sebanyak dua kali oleh anggota Polisi Resor (Polres) Kobar. Pelaku ini dihadiahi timah panas dikakinya saat berupaya kabur ketika di sergap dalam pelariannya di Kabupaten Sintang Kalimantan Barat (Kalbar). Saat ini yang bersangkutan telah meringkuk di ruang tahanan Mapolres Kobar untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kapolres Kobar, AKBP Pria Premos mengatakan, Asfianoor ditangkap di Kecamatan Kapuas Kanan, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalbar. Ia ditangkap karena terbukti melakukan pembunuhan terhadap korban seorang bidan bernama Dini Prasetyani pada 5 Agustus 2017 lalu. Pembunuhan ini berawal dari cekcok antara si pelaku dan korban, kemudian malam harinya tersangka mendatangi rumah dinas korban dan melakukan pembunuhan tersebut.
“Pembunuhan ini dilakukan pelaku dengan cara memukul korban menggunakan palu sebanyak empat kali kebagian kepala korban. Korban terjatuh namun belum kehilangan nyawa, akhirnya diambil pisau dari kamar korban dan ditusukkan satu kali ke bagian dada kiri dan dua kali ke bagian leher, setelah korban diyakini meninggal tersangka mengambil terpal dan membungkusnya kemudian menyeretnya membawanya ke arah sungai, dengan jarak 150 meter dari rumah dinas korban serta menguburkannya di kedalaman satu meter” jelas Kapolres saat prease rilis kasus tersebut di Mapolres Kobar Senin (25/9/2017).
Akibat perbuatanya ini lanjut Kapolres, tersangka dijerat pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman mati, atau pidana penjara seumur hidup.
Sementara itu pengakuan tersangka Iyal, ia menjalin hubungan asmara dengan korban sudah 1 tahun 7 bulan. Selama itu ia menaruh cinta amat mendalam terhadap korban yang berstatus seorang janda beranak satu berprofesi sebagai bidan ini. Tak mau cintanya diakhiri oleh Dini, Asfianoor memilih mengakhiri hidup bidan ini.
“Saya kesal kepada korban, karena ia meminta untuk mengakhiri hubungan kami, namun ia menjawab tidak bisa, karena ia sudah terlalu cinta sebab sudah pacaran selama setahun tujuh bulan, membuat saya sudah terlanjur cinta,” ungkap Asfianoor saat memberikan keterangan kepada sejumlah awak media.
Asfianoor menjelaskan, emosinya memuncak saat korban mengatakan kepadanya jika keluarganya tidak menyetujui hubungan mereka. Kemudian saat itu korban tetap memilih keluarganya.
“Ya boleh kamu punya suami orang mana, pengen nikah sama siapa terserah kamu, yang penting kamu pindah dari kampung aku,”ucap Iyal saat membeberkan isi percakapannya bersama Dini sebelum ia membunuhnya. (hm)